Rata-Rata Kasus Covid-19 di Bogor Tertular di KRL
Lima kepala daerah, yakni Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) akan kembali mengusulkan pemberhentian sementara kereta rel listrik (KRL) Commuter Line terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mencegah penyebaran virus corona.
"Kami lima kepala daerah akan tetap mengusulkan kepada Kemenhub untuk menghentikan sementara KRL selama PSBB," kata Bupati Bogor, Ade Yasin usai rapat bersama Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan perwakilan Bupati Bekasi di Pendopo Bupati Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26.4.2020) petang.
Ia menyayangkan tidak adanya perubahan operasional KRL Jabodetabek saat penerapan PSBB dengan sebelum diterapkan PSBB.
"Paling tidak membatasi, menutup stasiun tertentu dan menyeleksi orang-orang yang akan bepergian menggunakan KRL," kata perempuan yang juga merupakan Ketua Gugus Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor itu.
Ade Yasin menyebut bahwa rata-rata pasien positif terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang berdomisili di Kabupaten Bogor lantaran tertular virus itu di dalam KRL.
"Kami yakin salah satu penyebab maraknya positif itu karena KRL. Dari data yang ada rata-rata dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta," ujarnya.
Sebenarnya, kepala daerah di Bodebek sudah mengusulkan agar KRL berhenti beroperasi selama pembatasan sosial skala besar (PSBB) diberlakukan pada 15 April 2020.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, misalnya, setuju KRL disetop pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Bahkan, usulan kebijakan tersebut disetujui pula oleh kepala daerah di Kabupaten Bekasi dan Bogor, Kota Bogor, serta Kota Depok, melalui penandatangan kesepakatan bersama.
"Saya setuju, demi memutus mata rantai Covid-19, sudah ditandatangani juga. Saya lihat kepala-kepala daerah lain di Bodebek juga sudah tanda tangan," katanya, Jumat (17/4/2020).
Usul itu pun disampaikan kepada operatornya, yakni PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Ada dua skenario penyesuaian KRL di masa PSBB. Pertama, penghentian seluruh operasional KRL sementara. Kedua, mengurangi jadwal pemberangkatan kereta dari dan atau menuju Jakarta.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja juga setuju KRL dihentikan sementara. Pasalnya, penumpang KRL berpotensi besar berkerumun. Kerumunan massa inilah yang berpotensi menularkan virus corona.
Untuk mencegah penularan virus corona, maka WHO merekomendasikan jaga jarak atau physical distancing.
Berapa jarak yang aman agar terhindar dari penularan virus corona?
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, saat ke luar rumah disarankan menjaga jarak setidaknya 6 kaki atau setara dengan 1,8288 meter atau 2 meter.
Virus cocrona dapat berpindah melalui kontak dekat dengan orang lain, yakni dalam jarak 6 kaki (2 meter). Risiko penularan tersebut bisa meningkat dari droplet individu yang batuk dan bersin di dekat orang lain. Studi terbaru juga menyebutkan virus corona baru bisa berpindah dari orang tanpa gejala.
Ahli epidemiologi Krys Johnson dari Temple University Amerika Serikat, menyebut bahwa standar 6 kaki (2 meter) bisa dijadikan titik referensi untuk mengantisipasi penularan, bukan penentu yang akan ‘benar-benar’ melindungi kita.
Jarak 6 kaki (2 meter) tersebut merupakan jarak aman yang baik saat kita melewati orang lain di luar ruangan – apabila kita memang tak bisa menciptakan jarak yang lebih jauh. Sementara itu, saat berada di dalam ruangan seperti di supermarket, 6 kaki tersebut merupakan jarak yang sangat minimum.
Dengan demikian, menjaga jarak melebihi 2 meter akan jauh lebih baik.
Selain jarak aman 2 meter saat bepergian di atas, Anda juga bisa menerapkan protokol keluar rumah untuk turunkan risiko penularan Covid-19, seperti mengenakan jaket atau baju lengan panjang, mengenakan masker, menggunakan tisu untuk menyentuh permukaan apa pun, serta menerapkan etika batuk atau bersin yang benar seperti menggunakan siku bagian dalam untuk menutup mulut, mencuci tangan atau gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda dan permukaan apa pun
Ketua Tim Perawatan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kapten Fitdy Eka saat memberi penjelasan soal pelarangan mudik menyambut Idulfitri di BNPB, Minggu (26/4/2020), juga mengingatkan pentingnya jaga jarak.
"Anda tidak ingin mudik membawa penyakit kan? Tidak usah mudik untuk memutus mata rantai Covid-19. Pakai masker jika harus keluar, cuci tangan pakai sabun selama 20 detik, jaga jarak interaksi tempat umum 1-2 meter, belajar/bekerja di rumah, belanja kalau bisa lakasanakan online," katanya.
Protokol Pintu Masuk Wilayah Indonesia yang dikeluarkan Kemenkes juga menekankan pentingnya menjaga jarak, bahwa untuk merekayang suspek Covid-19 menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang di sekitarnya.
[next]
Usulan KRL setop beroperasi saat PSBB oleh pimpinan daerah di wilayah Bodebek dibalas dengan surat pemberitahuan dari Kemenhub Nomor: KA.207/1/2. PHB.2020 tentang Pengaturan Pembatasan Operasi KRL Jabodetabek.
Dalam surat tersebut pada poin empat dijelaskan bahwa permohonan pemberhentian sementara KRL tidak dimungkinkan, meski dalam situasi PSBB.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan akan tetap mengoperasikan perjalanan KRL mulai Sabtu (18/4/2020) dengan pola operasi yang sama sejak pemberlakuan PSBB di wilayah DKI Jakarta dan kota-kota sekitarnya.
Jam operasional KRL adalah pukul 06.00-18.00 WIB, dengan keberangkatan kereta pertama dari wilayah penyangga Jakarta pukul 05.00 WIB.
Berdasarakan protokol Covid-19 di angkutan umum (termasuk KRL) yang dikeluarkan Kemenkes, Selama pandemi Covid-19, penumpang yang akan naik diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas. Bila suhu di atas 38 derajat Celsius dan ada gejala batuk/flu/sesak napas dianjurkan menghubungi tenaga kesehatan.
Pengemudi, dalam hal ini masinis pun harus sehat. Selain itu, gerbong kereta harus bersih termasuk jendela, pintu, tempat duduk, mesin tapping tiket, hingga besi untuk pegangan penumpang harus rutin dibersihkan (disemprot dengan desinfektan secara berkala).
Sumber: bisnis.com
0 Komentar