Bus Gratis dari Stasiun Bogor: Uraikan Penumpukan Penumpang
Bogor, 9 Juni 2020 - Lonjakan
penumpang yang membludak di Stasiun Kota Bogor akan diantisipasi dengan
penambahan armada sebanyak lima bus yang menuju ke stasiun Dukuh Atas Sudirman.
Hal ini untuk mengurai penumpukan
penumpang yang antre untuk naik KRL di Stasiun Bogor.
Hal ini disampaikan oleh Polana B.
Pramesti. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ini mengatakan bahwa
fasilitas ini diberikan demi kenyamanan penumpang, yang hendak bekerja ke kota
Jakarta. Bus ini siap beroperasi pada
tanggal 9 Juni 2020.
Alternatif Transportasi yang Solutif
Menurut kepala BPTJ ini, bus gratis
sebanyak lima armada tersebut adalah alternatif terbaik bagi warga Bogor yang
merasa antrean di PT KCI sudah terlalu panjang. Mereka dapat segera menggunakan
armada bus yang disediakan di depan Stasiun Bogor. Rute bus tersebut menuju
Stasiun Dukuh Atas Sudirman. Yang menarik, armada bus ini disediakan tanpa
tarif, alias penumpang dapat naik bus ini secara gratis.
Pengguna bus ini dapat segera
menggunakan jasa ini, dimana bus ada di depan Stasiun Bogor, tepatnya di bawah
jembatan penyeberangan orang. Sebagai informasi, bus ini sudah beroperasi sejak
jam 05.00 sampai 06.00 WIB. Adapun jarak
kedatangan setiap bus 15 menit.
Sesuai siaran pers yang dirilis oleh
BPJT, bus sebanyak lima unit ini dapat mengakomodir penumpang dengan jumlah
yang cukup lumayan. Namun, pengguna bus tetap harus memerhatikan
protokol kesehatan yang diterapkan
oleh BPTJ demi pencegahan sebaran virus
corona yang semakin meluas.
Mengapa tanpa biaya? Menurut BPJT,
para penumpang ini memerlukan jasa transportasi cepat ke Jakarta di jam-jam
awal keberangkatan. Bus gratis ini
merupakan bentuk kepedulian pemerintah daerah untuk mengurangi resiko penularan
virus corona di Stasiun Kota Bogor.
Kapasitas Penumpang Dibatasi
Tentu saja, ada pembatasan penumpang
untuk setiap bus gratis yang dikerahkan oleh BPJT. Setiap bus hanya boleh
menampung 25 orang. Jumlah tersebut hanya 50% dari total kapasitas bus. Hal ini berarti setiap
penumpang duduk dengan jarak lumayan jauh dari penumpang lain.
Pemberlakuan protokol kesehatan untuk
penumpang dalam bus ini tetap dilakukan. Setiap penumpang harus menggunakan
masker, mereka juga harus siap menjalani pemeriksaan suhu tubuh.
Di hari pertama beroperasi, lima bus
tersebut langsung dipenuhi penumpang yang sudah mengantre sejak pukul 04.30
WIB. Mereka memanfaatkan fasilitas ini karena mereka merasa lebih nyaman untuk
mengendarai bus yang tidak terlalu padat, terutama jika dibandingkan dengan
penumpang KRL.
Hingga hari ini, masih belum ada
keputusan apakah akan ada penambahan armada bus nantinya di stasiun Kota Bogor.
Namun, jika ada kenaikan penumpang secara signifikan, maka armada akan
ditambah. Pastinya semua pihak, baik
BPJT maupun PT KCI, mengharapkan tidak adanya penumpukan penumpang, karena hal
ini dapat meningkatkan resiko penularan virus corona antar penumpang. Terlebih,
masih banyak penumpang yang mengabaikan peraturan di dalam KRL, yakni berbicara
dengan teman atau telepon sembari melepas masker.
Stasiun Kota Bogor memang bukan
satu-satunya stasiun yang dipadati penumpang. Tercatat ada beberapa stasiun
lain yang juga mengalami penumpukan penumpang, yakni Tigaraksa, Bojong Gede,
dan Citayam .
Data yang dihimpun oleh PT Kereta
Commuter Indonesia adalah jumlah penumpang yang mencapai lebih dari 150 ribu
orang di hari pertama dibukanya
perkantoran di wilayah ibukota. Padahal,
rata-rata penumpang yang naik KRL di hari-hari normal saat pandemik Covid-19 lalu adalah kurang dari 100 ribu
orang.
0 Komentar