Kali Bekasi Berbuih, Warga Tuding Pabrik di Bogor Menjadi Pemicunya


Bogor, 27 Juni 2020 – Bukan pertama kalinya Kali Bekasi berbuih. Namun, warga sekitar memantau bahwa kondisinya saat ini semakin parah. Air sungai yang terpantau adalah yang berada di kisaran Bendungan Kali Bekasi, yakni di Kecamatan Bekasi Timur. Perubahan yang tampak dari hari ke hari semakin drastis, dimana buih semakin banyak.  
Menurut warga yang juga tinggal di Mayor Hasibuan,  mereka mengkhawatirkan sungai tersebut dapat mencemari air minum mereka. Rata-rata warga memang menggunakan air sumur untuk sumber air minum dan memasak.  Warga di Kecamatan Bekasi Timur memang lebih banyak mengandalkan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari.

 Warga Tuding Pabrik Di Gunung Putri serta Klapanunggal

Air sungai yang kerap berbuih itu tentu saja meresahkan warga. Tapi, warga juga sudah paham penyebab dari buih-buih tersebut. Mereka menuding beberapa pabrik di kawasan industri yang berada di bantaran Sungai Cileungsi. Sungai besar di Kabupaten Bogor itu memang menampung limbah dari banyak sumber.
Puarman, Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas memang membenarkan hal ini. Tetapi, ia pada Sabtu, 27 Juni 2020, ia berujar bahwa kondisi air—dalam hal warna maupun tekstur—sudah normal, seperti biasanya.  Akan tetapi, ia mengamati bahwa buih masih terlihat sedikit, terutama di sungai di seputaran Bekasi.
Ketua KP2C ini menjelaskan bahwa buih tersebut bukannya baru saja muncul di kali sungai cileungsi. Tetapi, buih ini sudah lama menumpuk dari sebuah kawasan perumahan. Perumahan yang dimaksud adalah Vila Nusa Indah. Perumahan ini berada di Kecamatan Gunungputri atau tepatnya di kelurahan Ciangsana.  Vila Nusa Indah juga termasuk dalam wilayah Curug Parigi Bekasi.

Buih Tersebar Pasca Hujan Lebat

Puarman dan beberapa anggota KP2C telah mengamati bahwa buih sudah terlihat cukup banyak sejak pekan lalu, tepatnya 20 Juni 2020. Timbunan tersebut semakin parah dua hari berikutnya. Ia tidak menyangka bahwa buih itu akan mencemari Kali Bekasi dalam kurun waktu seminggu terakhir.
Menurutnya, buih tersebut dapat dengan mudah mencemari Kali Bekasi karena beberapa faktor. Hal terutama karena hujan lebat yang mengguyur kawasan Bogor dan Bekasi pada 23 Juni 2020 lalu. Hulu Sungai Cileungsi mengalami peningkatan, sampai akhirnya turut berkontribusi pada kenaikan debit air sungai.
Kenaikan debit sungai secara tidak langsung memberi pengaruh pada buih yang menumpuk. Karena itulah, buih akhirnya tersebar ke seluruh Kali Bekasi. Menurut Puarman, pemerintah Kabupaten Bogor sendiri sudah mengetahui tentang beberapa lokasi pabrik yang menimbulkan limbah tersebut.  Menurutnya, kawasan pabrik yang berada di Gunung Putri serta Klapanunggal adalah yang paling berpotensi memproduksi limbah yang dapat langsung menuju Kali Bekasi.

Aroma Tak Sedap

Selain efek pada air untuk dikonsumsi, air berbuih pada sungai juga menimbulkan aroma yang tak sedap. Tentu saja hal ini disebabkan karena buih tersebut berasal dari limbah berbagai macam bahan baku. Pengguna jalan juga merasakan hal yang sama, karena bau tersebut cukup tajam sehingga aromanya merebak hingga radius cukup jauh.

 Tanggapan Wali Kota Bekasi

Lalu, bagaimana tanggapan Tri Andhianto sebagai Wali Kota Bekasi? Ia sendiri berpendapat bahwa limbah bersumber dari luar Kota Bekasi. Ia menyadari bahwa banyak asumsi yang beredar bahwa limbah dapat berasal dari sumber-sumber terdekat yakni Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kota Depok.  Menurutnya, pihak Pemerintah Kota Bekasi akan melakukan penelusuran lebih detail akan penyebab Kali Bekasi yang berbuih. 

Editor: Shara Nurrahmi

0 Komentar