Longsor Lagi, Kerusakan Jalan Parah di Jalur Cigelung



Bogor, 1 Juni 2020 - Hujan deras sepanjang hari yang mengguyur kawasan kabupaten Lebak, propinsi Banten ternyata menimbulkan bencana di ruas jalur nasional yakni Rangkasbitung ke Cigelung. Cuaca buruk dimana angin kencang yang disertai dengan curah hujan yang sangat deras selama lebih dari lima jam membuat jalanan longsor.

Tentu saja kondisi ini memaksa kendaraan untuk berjalan perlahan karena buka tutup jalur diberlakukan. Namun, hingga berita ini diturunkan, kemacetan tidak terlalu parah seperti beberapa kejadian sebelumnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh intensitas kendaraan yang tidak terlalu tinggi akhir-akhir ini.

Longsor Karena Curah Hujan Tinggi Bukan Pertama Kalinya

Kondisi tanah longsor ini bukan pertama kalinya terjadi di ruas jalan yang menjadi jalur penting penghubung antara Bogor menuju kabupaten Lebak. Sebelumnya, longsor yang disertai banjir juga terjadi di titik yang sama, serta beberapa kecamatan lainnya di Lebak.

Tepatnya pada 14 Mei 2020, dimana longsor dan banjir besar terjadi di wilayah barat, dimana jalur yang menuju Taman Nasional Gunung Halimun Salak terpaksa ditutup. Antrean panjang terjadi karena jalanan yang longsor dapat menimbulkan kemacetan panjang hingga kurang lebih 2 km.

Saat itu, banjir dan tanah longsor terjadi selama dua hari berturut-turut sejak 13 Mei 2020 dan belum berakhir di keesokan harinya. Kejadian longsor tersebut terjadi pada dini hari, sehingga perbaikan jalan juga mengalami hambatan. Tidak tanggung-tanggung, saat itu longsor dan banjir melanda lima kecamatan sekaligus dalam kurun waktu dua hari tersebut, yakni kecamatan Cipanas, Lebakgedong, Sajira, Maja serta Curugbitung.

Kecamatan-kecamatan tersebut diatas selalu rawan bencana tanah longsor saat curah hujan sangat tinggi. Selama bulan April dan Mei 2020, hujan masih rutin mengguyur kawasan tersebut. Namun, puncak curah hujan tinggi terjadi pada tiga hari terakhir.  Memang, curah hujan cukup tinggi sejak Januari 2020, meski tidak terlalu intens saat memasuki bulan Maret dan April 2020.

Kondisi Tak Separah Banjir Awal Tahun

Masih ingat banjir parah yang melanda Jabodetabek? Banjir ini berpengaruh besar pada kondisi tanah di kabupaten Lebak, yang berbatasan dengan Bogor. Saat itu, hujan lebat yang terjadi sejak jam 5 sore di malam tahun baru 2019, hingga pagi hari di awal Januari 2020 benar-benar mengejutkan warga. Dampaknya tidak hanya dirasakan warga Jabodetabek, tetapi juga warga Banten.

Saat itu, jembatan yang menghubungkan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Bogor ini sering mengalami kerusakan parah.  Akses yang menghubungkan ruas jalur propinsi tersebut tentu berpengaruh besar pada kemacetan di berbagai ruas jalan.

Perbaikan jembatan juga menghabiskan waktu yang cukup lama, yakni kurang lebih satu bulan. Namun, jalanan saat itu sudah mulai dibuka untuk kendaraan roda dua di pertengahan Januari 2020. Mobil tidak dapat melaluinya, karena jalanan berlumpur serta medan yang licin dan terjal.

Saat ini, kondisi jembatan juga cukup memprihatinkan, dimana jembatan yang sempat diperbaiki di awal tahun tersebut sempat turun 2 meter setelah kejadian di pertengahan Mei 2020 lalu. Kini, jalanan justru ambles, sehingga jalur ditutup untuk sementara. Hanya saja, kendaraan roda dua masih bisa melewatinya, meskipun bergantian.

Longsor di Berbagai Tempat di Jawa Barat

Sementara itu, hujan deras juga terjadi di hampir semua wilayah Jawa Barat pada Minggu, 31 Mei 2020. Hujan yang mengakibatkan longsor termasuk di kota Sukabumi, tepatnya di kecamatan Gunungpuyuh, dan juga di kota Garut, tepatnya di desa Sukamaju. Memang tidak tercatat ada korban jiwa, namun kerusakan jalur sempat menimbulkan kemacetan panjang.

Editor: Rahmi
Foto: antaranews.com

0 Komentar