Okupansi Rendah, Hotel Mulai Adaptasi Dengan Tatanan Kebiasaan Baru
Rabu, 17 Juni 2020 - Pembatasan Sosial
Berskala Besar yang sempat diberlakukan sejak pertengahan Maret hingga akhir
Mei 2020 di Kota Bogor telah menimbulkan banyak kerugian dari pemilik usaha,
termasuk hotel serta restoran. Hal ini memang tidak dapat dihindari. Namun,
saat masa PSBB transisi saat ini, beberapa hotel di Kota Bogor sudah mulai
melakukan kegiatan operasional.
Adaptasi Seiring Dengan Peningkatan Target Okupansi
Saat ini, beberapa
hotel bintang tiga hingga lima tengah melakukan banyak adaptasi dengan
diberlakukannya PSBB transisi. Hal ini disampaikan oleh dr.Yuno Abeta Lahay,
Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran).
Saat diwawancarai
pada Rabu, 17 Juni 2020, ia merasa sangat yakin bahwa industri hotel dan
restoran di Kota Bogor segera kembali ke titik puncak, seperti pada masa
sebelum pandemi. Menurutnya, ia melihat
tren positif akan peningkatan okupansi dalam beberapa bulan ke depan untuk
hotel, terutama hotel favorit.
Yuno melanjutkan
bahwa okupansi yang masih di bawah 50% tersebut sudah merupakan pertanda
membaiknya perekonomian pelaku bisnis. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa
tamu hotel yang memang berasal dari luar kota untuk berbisnis di Kota Bogor.
Menurutnya,
peningkatan secara signifikan dapat terjadi, terutama dalam dua bulan ke
depan. Terlebih, kunjungan wisatawan di
Kota Bogor dalam beberapa bulan kedepan tidak hanya didominasi oleh pelaku
bisnis, tetapi juga mereka yang hendak berlibur ke Kota Bogor.
Tujuan Wisata Selain Ibukota
Sebelum wabah
corona melanda, Yuno berujar bahwa hotel-hotel di Kota Bogor memiliki okupansi
yang sangat tinggi. Perbandingannya adalah dengan tingkat okupansi hotel di
wilayah Depok, Tangerang dan Bekasi. Hal ini sangat wajar, mengingat Kota Bogor
kaya akan destinasi tempat wisata. Selain itu, Bogor juga merupakan kota yang
juga sarat dengan perusahaan-perusahaan besar.
Yuno menegaskan
bahwa kebangkitan industri pariwisata--termasuk hotel dan restoran--di Bogor,
pasti segera bangkit. Menurutnya, Kota Bogor memiliki banyak peluang untuk
dapat menjaring wisatawan kembali.
Meski demikian,
Yuno juga mengharapkan kerjasama dari pemilik hotel serta pengunjung, supaya
tidak abai dengan protokol kesehatan. Kepedulian akan pemberlakuan aturan dari
pemerintah, dapat sama-sama menguntungkan pemilik usaha, maupun pengunjung.
PHRI Siap Koordinasi Dengan Pemerintah Kota Bogor
Menurut Yuno,
pihaknya sudah meminta nasehat kepada Pemerintah Kota Bogor. Pemkot Bogor
sendiri mengijinkan adanya acara yang dapat diselenggarakan tanpa mengharuskan
mereka yang terlibat, untuk bersentuhan. Yuno masih menganggap hal ini cukup
sulit dilakukan, karena kebanyakan event pasti melibatkan kerumunan.
PHRI, menurut Yuno,
masih terus memberikan banyak usulan sehingga Pemkot Kota Bogor dapat memberi
metode yang pas. Yuno berharap beberapa acara dapat digelar, dengan aman,
dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan.
Menurutnya, kebangkitan sektor pariwisata--termasuk hotel dan
restoran--juga turut memberikan pendapatan daerah.
Pada akhir
wawancara, Yuno mengatakan bahwa banyak hotel-hotel ternama yang telah
memberlakukan protokol kesehatan sejak PSBB digelar di bulan April 2020 lalu.
Saat ini, kondisi hotel sudah siap melayani pengunjung dan menjamin tidak ada
resiko penularan. Sarana pencegahan penyebaran virus corona sudah tersedia di
hampir semua hotel terbaik di Kota Bogor.
Yuno sedikit
menyinggung tentang restoran, yang masih belum dapat memberi layanan maksimal.
Hal ini dikarenakan kunjungan tamu yang dibatasi hanya 50% dari total okupansi
tempat duduk. Tidak hanya itu, Yuno berharap bahwa transaksi drive-thru dan take away masih dapat membuat pemilik
usaha tetap bertahan.
Editor: Shara Nurrahmi
0 Komentar