Update Covid-19 Bogor: 23 Desa Pusat Penularan, 6 Kecamatan Rawan



Bogor, 3 Juni 2020 - Berita cukup mengejutkan muncul dari kabupaten Jawa Barat dimana Badan Informasi Geospasial atau BIG mengabarkan bahwa terdapat 23 desa yang berada di kabupaten Bogor menjadi pusat penularan Covid-19.  Data ini cukup mengejutkan, karena selama ini,  pasien corona di kabupaten Bogor masih belum banyak terdeteksi virus corona. Lalu, apa yang menyebabkan desa-desa tersebut menjadi pusat penularan pandemik Covid 19. 

Enam Kecamatan Merupakan Wilayah Rawan

Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah yang saling berdekatan, dan tersebar di total enam kecamatan.  Wilayah pertama yang wajib diwaspadai adalah kecamatan Gunung Putri. Ada lima kelurahan yang memiliki warga terjangkit virus corona di wilayah tersebut, yakni Wanaherang,  Nagrak Cikeas, Udik,  Ciangsana  juga. Bojong Kulur.

Sedangkan wilayah kedua adalah kecamatan Cileungsi. Desa-desa yang terjangkit adalah Cileungsi Kidul, dan Cileungsi, Cipenjo serta Pasir Angin. Wilayah kecamatan ketiga di kabupaten Bogor adalah kecamatan Cibinong. Terdapat 5 desa yang menjadi episentrum penularan covid-19 yaitu Ciri Mekar, Ciriung,  Pondok Rajeg , Harapan Jaya serta Pabuaran. 

Selanjutnya, kecamatan Bojonggede menjadi wilayah keempat dengan enam desa terjangkit virus Covid-19  yaitu Bojong Gede, Raga Jaya, Rawa Panjang, Bojong Baru, Pabuaran, dan Susukan. Sedangkan dua kecamatan berikutnya adalah Kecamatan Tajurhalang dimana hanya satu desa yang terjangkit yaitu desa Kali Suren.  Lalu, Desa Tegal di Kecamatan Kemang adalah satu-satunya desa yang menjadi pusat penularan virus corona.

Alasan Utama: Kepadatan Penduduk

Menurut keterangan pers dari Ferrari Pinem, Kabid Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial, semua penduduk yang ada di seluruh kawasan tersebut memiliki resiko penularan yang sangat tinggi.

Hal ini disebabkan karena tingkat kepadatan penduduk yang ada di wilayah tersebut.  Desa-desa di enam kecamatan tersebut memiliki populasi yang jauh lebih tinggi ketimbang desa-desa yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten Bogor.

Ferrari melanjutkan bahwa semua  desa yang berjumlah 23 itu mengalami kepadatan penduduk yang terus meningkat secara pesat, ketimbang desa-desa lainnya. Rata-rata, ada kurang lebih seratus jiwa yang terdata, per hektar, di desa-desa yang disebut sebagai pusat penularan Covid-19.

Hal ini sangat memprihatinkan, ujar Ferrari, dimana resiko penularan masih sangat tinggi, kendati Kabupaten Bogor sudah melaksanakan PSBB selama kurang lebih dua pekan. Bahkan, saat ini kabupaten Bogor juga sedang akan mengikuti program dari kota Bogor yang segera memberlakukan tatanan hidup baru.

Pencegahan Secara Masif

Pemerintah kabupaten Bogor diharapkan dapat melakukan pencegahan secara massif, karena semua desa atau kelurahan yang tersebut diatas adalah wilayah yang berbatasan dengan kota atau kabupaten di sekitar Bogor, yakni Depok dan DKI Jakarta. Selain itu, wilayah tersebut adalah wilayah yang dilewati  oleh transportasi yang kerap digunakan warga, yakni jalur KRL, serta jalan utama yang menghubungkan Bogor ke Jakarta, serta akses tol Jagorawi.

Lebih lanjut, Ferrari melanjutkan bahwa pihaknya tengah memberikan saran kepada  segenap jajaran pemerintah kabupaten Bogor supaya member prioritas tinggi untuk penanganan protokol kesehatan di desa-desa tersebut. Hal ini harus segera diberlakukan, supaya penyebaran virus corona tidak merusak program pemerintah untuk pemberlakuan tatanan hidup baru. 

Pelaksanaan protokol kesehatan bagi masyarakat juga harus diimbangi dengan diadakannya tes bagi semua warga, secara cepat dan massif, namun juga akurat, lanjut Ferrari.  Hal ini dilakukan supaya warga merasa nyaman, karena terkadang warga yang menjadi penular virus Corona tidak memiliki gejala apa-apa.

Editor: Rahmi 


0 Komentar