Bogor Bangga Gelas Bambu Ramah Lingkungan Tembus Pasar Australia


Bogor 8 Juli 2020 - Produktivitas memang terkait erat dengan kreativitas. Terlepas dari pandemi Covid-19 yang kini tengah melanda Indonesia, warga yang terdampak tentu tidak perlu larut dalam keadaan. Hal ini dibuktikan oleh seorang warga Bogor bernama Banoen. Pria ini berinisiatif untuk tidak berpangku tangan saat pandemi melanda, karena  ia justru berinovasi dengan memproduksi barang, dengan bahan baku yang mudah didapatkan serta tidak merusak lingkungan sekitarnya.

Gelas Ramah Lingkungan Khas Bogor

Pria berusia 40 tahun ini memiliki kreativitas tingkat tinggi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang paling mudah dan murah. Bambu hitam menjadi pilihannya kali ini.  Memang, bambu hitam sangat mudah didapatkan. Ia memiliki workshop di sebuah desa di Kabupaten Bogor, yakni Laladon. Workshop nya yang bernama Imah Lancah Awi ini telah memproduksi ribuan gelas bambu hitam dan telah sukses diekspor.  

Saat ditemui pada 6 Juli 2020 lalu, Banoen mengatakan bahwa produksi peralatan rumah tangga tidak hanya terbatas pada gelas. Ia menunjukkan beberapa produknya seperti cangkir, mug dan banyak lagi. Produk rumah tangga tersebut adalah komoditas yang ringan, mudah dibuat dan juga sangat terjangkau sehingga mendapatkan banyak peminat. Menurutnya, bahan ini ramah lingkungan, sehingga tidak hanya aman dikonsumsi, tetapi juga tidak merugikan warga sekitar dan juga lingkungannya. 

Ia berujar bahwa bambu hitam sangat mudah didapatkan. Tidak hanya itu, penggunaan bambu hitam yang diolahnya untuk menjadi bahan baku gelas dan sebagainya itu tidak menciptakan limbah yang berbahaya bagi sekitarnya. 

Karena itulah ia mengatakan bahwa ia sanggup memproduksi sendiri dua lusin setiap hari. Menurutnya, jumlah tersebut masih akan ditambah, apabila permintaan semakin meningkat nantinya. 

Penjualan Secara Daring


Banoen menyadari bahwa ia perlu menjangkau banyak pelanggan. Ia tidak sekedar mengandalkan pasar lokal. Karena itulah, ia berinisiatif untuk melakukan promosi produk sekaligus metode penjualan secara daring. Banoen sadar bahwa saat ini adalah era digital yang harus ia manfaatkan untuk memulai bisnis dan mempertahankannya. 

Tidak tanggung-tangung, ia sudah mengirimkan ratusan produk ke beberapa kota di Indonesia. Bahkan, ia juga mengekspor barangnya hingga ke luar negeri seperti Australia dan Singapura.  Tentu ini  adalah prestasi yang sangat membanggakan, karena tidak banyak pengrajin lokal yang dapat memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Ia sendiri berujar bahwa ia akan terus meningkatkan produksi, seiring dengan kemampuannya untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas. 

Penambahan Daya Tampung Karyawan

Banoen saat ini masih belum memiliki banyak karyawan. Tentu, nantinya ia akan menambah jumlah karyawan di tempatnya, saat usahanya semakin luas. Usaha-usaha seperti Banoen ini seharusnya dapat menjadi contoh bagi pelaku UMKM lainnya. Tidak hanya di Kabupaten dan Kota Bogor, tetapi juga untuk seluruh pelaku usaha kecil dan menengah di seluruh Indonesia.

Perluasan lapangan kerja juga akan menjadi hal positif yang diinisiasi oleh Banoen. Saat ini, jumlah pengangguran sedang dalam posisi puncak selama pandemi, dimana banyak karyawan yang dirumahkan sejak pertengahan Maret 2020 lalu. Para pelaku usaha pun masih belum menjalankan usahanya secara maksimal, karena sempat tidak adanya pemasukan dari hasil produksi. 

Pastinya, orang-orang seperti Banoen harus terus mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Bogor, karena mereka telah dapat menambah pemasukan daerah, serta dapat mengurangi pengangguran yang secara langsung dapat menurunkan pula tingkat kemiskinan serta kejahatan yang selama ini terjadi karena banyaknya pengangguran.


 Editor: Shara Nurrahmi

0 Komentar