Seniman dan Mahasiswa Papua Tebar Sembako Untuk Korban Longsor di Bogor


Bogor, 24 Agustus 2020 - Pasca longsor yang terjadi di Desa Pasir Madang, Sukajaya, Bogor pada Januari 2020 lalu, masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara maksimal. Karena kondisi yang seperti ini, warga di desa tersebut tengah membutuhkan bantuan dari para relawan agar tetap bisa memenuhi kebutuhannya terutama pangan. 

Sejak banyak orang yang mengetahui kondisi bencana longsor tersebut, akhirnya bantuan pun terus berdatangan. Terutama untuk memenuhi kebutuhan sembako agar tidak sampai kelaparan. Apalagi saat ini semua orang harus menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi. Oleh karena itu, mahasiswa Papua dari Universitas Cendrawasih memberikan bantuan sembako. 

Bentuk Kepedulian Para Mahasiswa Papua di Jakarta

Ike Takadare selaku perwakilan dari seluruh mahasiswa Papua dan Papua Barat di Jakarta mengatakan bahwa bantuan ini bukan dari dirinya sendiri. Melainkan pengumpulan bantuan yang berasal dari para mahasiswa, pelajar dan seniman Papua. Bantuan yang berupa 44 karton mi diantarkan secara langsung oleh sekelompok orang tersebut dengan melihat kondisi Desa Pasir Madang saat ini. 

Kedatangannya pada Sabtu (22/8/2020) merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat korban longsor. Ike dan semua pihak yang membantu berharap agar bantuan yang diberikan dapat bermanfaat meskipun masih banyak kekurangannya. 

Inisiatif dari Kapolres Metro Jakarta Barat

Dey Imbiri salah satu seniman Papua mengatakan bahwa sebenarnya ada seseorang yang menginisiasi dirinya, teman-temannya dan para pelajar mahasiswa. Orang tersebut adalah Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol. Audie S Latuheru.

Alasan ia menginisiasi golongan Papua itu karena ia merupakan kakak asuh sekaligus koordinator dari Mahasiswa Universitas Cendrawasih yang ada di tanah Jawa. Niat baik untuk membantu daerah yang sedang mengalami suatu bencana memang harus dilakukan. Terutama bagi semua anak rantau agar bisa menjalin hubungan dengan masyarakat secara baik. Saat ide tersebut muncul, akhirnya Ike segera mengumpulkan bantuan dari siapapun untuk segera diberikan kepada para korban longsor. 

Mahasiswa Papua dari Uncen Sepat KKN di Lokasi Tersebut

Alasan lain terdorongnya mereka membantu korban longsor di Pasir Madang adalah sebagian besar dari mahasiswa Uncen pernah KKN di sana. Dari bantuan tersebut juga Ike sebagai perwakilan mengucapkan terima kasih kepada semua warga karena telah mau menerima dengan baik dan saling menghargai. 

Memang ketika beberapa mahasiswa KKN di desa tersebut masyarakat bisa memperdulikan mereka seperti warganya sendiri. Disitulah mereka merasa bahwa semua orang yang ada di sana baik dan tidak peduli akan perbedaan. 

Dey menambahkan bahwa bentuk bantuan seperti ini tidak akan berhenti disini saja. Jadi, meskipun ada daerah lain yang sedang ditimpa bencana atau membutuhkan bantuan maka dengan senang hati mereka akan membantu semampunya. Karena, pihaknya siap jika harus berkoordinasi dengan para pelajar dan mahasiswa Papua untuk mengumpulkan bantuan. 

Penerima Bantuan Merasa Senang

Mendapatkan banyak bantuan termasuk dari sekelompok pemuda Papua cukup membuat para penerima bantuan senang. Karena, dengan begitu rasa saling menghargai dan saling menyayangi sangat terasa. Meskipun berbeda dari segi apapun bukan berarti rasa kemanusiaan akan berkurang. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah alasan perpecahan. Justru dengan adanya perbedaan itu setiap manusia atau individu saling melengkapi dan membantu jika ada yang sedang mengalami kesusahan. 

Sikap seperti ini patut dicontoh, karena Indonesia adalah negara kesatuan yang tidak akan membedakan agama, suku, budaya dan ras untuk berbuat baik.

Editor: Shara Nurrahmi

0 Komentar