Warga Bogor Masih Diisolasi Usai Terdampak Longsor


Bogor, 11 Agustus 2020 - Bencana banjir dan longsor melanda Desa Cileuksa, Sukajaya, Bogor Jawa Barat pada Januari lalu. Terjadinya bencana ini berdampak pada sebagian besar kegiatan warga karena memang akses jalan yang tak bisa dilalui. Namun, sayangnya hingga saat ini belum ada pemulihan infrastruktur dari pihak pemerintah. Padahal warga sudah berharap banyak agar pemerintah bisa peduli dan langsung mengadakan perbaikan. 

Ujang Ruhyadi selaku Kepala Desa Cileuksa mengatakan bahwa seharusnya pemerintah bisa lebih fokus pada infrastruktur. Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar dapat menjalankan aktivitas seperti biasanya. Terputusnya akses jalan membuat warga desa Cileuksa terpaksa harus isolasi diri hingga jalan sudah bisa dilewati kembali. Karena pemerintah dirasa kurang responsif, akhirnya warga meminta pemulihan infrastruktur untuk jalan umum yang rusak akibat terjadinya bencana tersebut.  

Pemerintah Telah Mengetahui Kondisi Desa Cileuksa Saat Ini

Ujang mengatakan, bahwa mulai dari pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat sudah mengetahui kondisi Desa Cileuksa yang usai diterjang bencana. Selain itu, para petugas dinas juga sudah turun ke lokasi untuk memantau sejauh mana kerusakan yang terjadi. Berharap, dengan adanya pemantauan itu pemerintah segera memperbaikinya. 

Mewakili semua warga di Desa Cileuksa, Ujang juga menambahkan bahwa seluruh warga ingin semua infrastruktur diperbaiki. Mulai dari akses jalan hingga jembatan yang terputus sehingga tidak bisa dilalui. Alasannya adalah akibat kerusakan tersebut membuat sektor perekonomian, pendidikan dan kesehatan di lingkungan sekitar harus terhambat. 

Itulah mengapa warga mendesak pemerintah agar lekas diperbaiki. Dimana akses tersebut juga merupakan jalan umum yang memang menjadi tanggungan negara jika terjadi masalah. 

Belum Ada Perbaikan Infrastruktur

Meskipun pemerintah sudah melakukan pemantauan dan pergi ke lokasi secara langsung, tapi masalah tersebut ternyata tidak segera ditangani. Padahal, terdapat 14 ampung yang terkena dampak paling parah. Ujang mengungkapkan bahwa Kementerian PUPR memang telah membangun jembatan, tapi itu hanya bersifat sementara. 

Jembatan tersebut terdiri dari Cikeusal, Citilu, dan Cisalim. Namun, tetap saja warga sekitar membutuhkan akses jalan utama dan perbaikan infrastruktur lainnya dengan luas sekitar 2.500 hektar. Harapan semua warga hanyalah pemerintah, karena semua tingkat pemerintah sudah mengetahui perihal bencana ini yang mengakibatkan kerusakan cukup parah. 

Karena belum ada perbaikan, membuat warga harus isolasi diri untuk semenatar waktu. Dimana pada desa tersebut terdapat 479 jiwa di Ciparengpeng, 78 jiwa di Ciear, dan 143 jiwa di Cijairin. Secara otomatis, hampir semua aktivita tidak bisa dilakukan termasuk bekerja. 

Warga Desa Gotong Royong Memperbaiki Akses Jalan

Karena sudah tidak tahan melihat kondisinya tak segera diperbaiki, akhirnya warga desa memutuskan untuk bergotong royong memperbaiki akses jalan. Selain itu, warga Cileuksa juga membangun jembatan dengan bantuan beberapa TNI. Hal ini dilakukan karena dirasa hal yang paling penting adalah aktivitas warga desa tidak terhambat lagi. 

Selain itu, apabila jembatan yang kondisinya kurang baik tetap dilewati maka akan membahayakan pengguna jalan sendiri. Tak sedikit warga yang terpaksa harus tetap melewati akses jalan tersebut karena harus memenuhi kebutuhan hidup mereka. 

Salah satu warga meminta agar Pemkab Bogor lebih memperhatikan dengan serius korban bencana longsor. Karena sudah tidak tahu lagi harus melaporkan masalah ini ke siapa. Padahal pemerintah memang memiliki tugas untuk mengayomi dan membantu kesejahteraan rakyat. Tapi, pada kenyataannya ketika mengalami bencana seperti ini pemerintah pun tak segera membantu mengatasinya. 

Editor: Shara Nurrahmi

0 Komentar