Banjir Terjang Kampung di Kabupaten Bogor, 2 Jembatan Putus, Warga Lari ke Perbukitan



Kampung Citalahab Sentral RT 03/09 Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diterjang banjir pada Kamis (3/9/2020) malam. 

Bencana ini pun mengakibatkan sedikitnya lima rumah warga terendam, serta dua jembatan penghubung antar kampung ikut putus karena terbawa arus sungai. 

"Iya betul (2 jembatan putus dan 5 rumah terendam), karena hujan deras yang cukup lama mengakibatkan Sungai Cikaniki di sana meluap," kata Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2020).

Adam merinci, lima rumah yang terendam itu masing-masing dihuni 5 kepala keluarga terdiri dari 18 jiwa. Di antaranya, sebut dia, rumah milik bapak Asep Saepudin terdiri 3 jiwa, Jaji 4 jiwa, Peri 3 jiwa, Solihin Agus 3 jiwa dan Odi 4 jiwa. 

Dia pun memastikan bahwa dalam kejadian tersebut, tidak ditemukan korban jiwa. Begitu pula tidak ada warga yang mengungsi. Hanya saja, hampir semua barang-barang milik warga rusak akibat air yang bercampur lumpur. Kondisi saat ini, lanjut dia, BPBD Kabupaten Bogor bersama warga sedang melakukan gotong royong pembuatan jembatan darurat.


"Sudah kondusif. Jadi untuk jembatan yang putus itu biasanya memang digunakan untuk ke kebun teh dan bisa dilalui motor. Panjang jembatan diperkirakan 18 meter dan lebar 1,5 meter," ungkapnya. 

Hujan deras sejak sore, malamnya banjir 

Sementara itu, Kepala Desa Malasari menyampaikan bahwa bencana tersebut bermula karena hujan yang cukup deras mulai pukul 17.00 WIB dan berlangsung hingga malam hari. Warga yang saat itu tengah beristirahat mendadak dikejutkan oleh air sungai yang meluap masuk ke dalam rumah mereka. 

Rumah warga yang memang letak geografisnya berada di bawah kaki Gunung Halimun Salak itu langsung kena dampak banjir. Para warga pun spontan melarikan diri naik ke atas perbukitan.  

"Setengah 9 malam itu air udah naik sampai malam lah, jadi warga saya melarikan diri berunduk-runduk cari aman ke atas," terangnya ketika dihubungi Kompas.com Dia mengungkapkan, kejadian banjir kali ini yang paling parah lantaran telah merusak 2 jembatan sentral di desa tersebut. Jembatan itu juga satu-satunya yang dijadikan perlintasan warga ke tempat berkebun. 

"Duanya hilang cuma satunya jembatan camping ground terbawa arus. 1 lagi penghubung warga. Jadi ada 2 putus," ujar dia. "Jadi inisitaif warga buat jembatan sementara. Karena memang sebelah di perkebunan teh," imbuh dia.

Sumber : Kompas

0 Komentar