Hampir Seluruh Desa di Sukamakmur Bogor Mulai Alami Kekeringan
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kecamatan Sukamakmur, Heri mengatakan, delapan dari sepuluh desa sudah mengarah ke kekeringan. Warga mulai kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih untuk konsusmsi rumah tangga.
Sejauh ini, warga memanfaatkan sumber-sumber air terdekat seperti mata air untuk mandi dan kebutuhan lainnya.
“Memang mulai kesulitan air bersih untuk konsumsi rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan air, mereka ambil dari sumber air terdekat, seperti mata air,” kata Heri, Rabu (2/9).
Hasil rapat beberapa hari lalu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bogor akan mengirim bantuan air bersih. Bantuan ini diharapkan bisa membantu mencukupi kebutuhan air bersih warga.
“Hasil rapat terakhir, PMI akan mengirim air bersih. Ini akan sangat membantu,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dari sepuluh desa yang ada, baru dua desa yang yang sempat panen. Masih ada ratusan hektare sawah yang terancam gagal panen jika kekeringan terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
“Baru dua desa yang sudah panen, ada 8 desa lainnya yang belum panen. Mudah-mudahan hujan segera turun dan tak terjadi kemarau berkepanjangan,” harapnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sendiri sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan sejak 4 Agustus hingga 31 Oktober 2020
Sedikitnya, sudah ada sembilan kecamatan di Kabupaten Bogor mengalami krisis air bersih hingga ladang sawah terancam gagal panen.
Sembilan kecamatan itu yakni Tenjo, Jasinga, Cigudeg, Ciampea, Citeureup, Klapanunggal, Gunungputri, Jonggol dan Cariu.
“Itu wilayah yang kita sudah mulai pasok air bersih. Totalnya ada 30 desa di 9 kecamatan itu,” kata Kepala Seksi Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, M Adam, Rabu (2/9).
Terhitung sejak 1 September 2020, distribusi air bersih dilakukan pihaknya sebanyak 425 ribu liter untuk 16.142 Kepala Keluarga (KK) dengan total 50.450 jiwa.
Sumber : Metropolitan
0 Komentar