Cabang Kantor Pos di Kabupaten dan Kota Bogor
01 September
Bogor, 02 Desember 2020 – Pandemi covid-19 yang tak kunjung usai selama setahun belakangan tidak menyurutkan semangat para petani milenial Kampung Pabuaran, di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Meski pandemi ini berpengaruh besar
terhadap sulitnya memenuhi kebutuhan ekonomi, peningkatan harga kebutuhan pokok
malah dijadikan kayu bakar untuk membakar semangat dalam memenuhi kebutuhan
pangan .
Kelompok Tani Leuit Jajaka yang
tergabung dari anak-anak muda kreatif menjadikan masa pandemi ini sebagai ajang
bereksperimen untuk lebih mengembangkan hasi tani di kawasan Bogor. Budikdamber
adalah salah satu yang sukses mereka kembangkan.
Ditemui hari Selasa, 1 Desember
2020, Ketua Leuit Jajaka, Aditya Pratama Hermon mengatakan bahwa latar belakang
dari eksperimen yang dilakukan tersebut adalah masalah yang dialami sebagian
besar anak-anak muda di masa pandemi, yaitu bagaimana caranya menghasilkan uang
untuk jajan di masa sulit ini.
Alasan yang cukup sederhana,
namun dibersamai dengan aksi nyata di saat anak muda lain yang hanya sibuk
bersosial media. Aditya dan teman-temannya memilih untuk berpanas-panasan
dibawah terik matahari. Demi niat mulia untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat di masa sulit seperti saat ini.
Aditya melanjutkan, kelompok Tani
Leuit Jajaka terus mengupayakan inovasi di tengah kondisi lahan pertanian yang
sempit di wilayah kota Bogor, dengan berusaha untuk efektif dalam memilih
metode tanam di lahan seluas 500 meter.
Pemuda yang sedang cuti kuliah
akibat dampak covid-19 ini menjelaskan, bahwa ia dan teman-temannya
mengembangkan komoditas perikanan dan pertanian. Antara lainnya seperti bawal,
gurame, kangkung, bayam, cabai, dan ketimun. Lalu hasil panen tersebut dijual
dengan harga di bawah pasaran untuk warganya.
Suksesnya kelompok pemuda ini
dalam menjalani Agripreneur tidak lepas dari hambatan yang menghadang. Membuka
jaringan irigasi dan pematangan lahan adalah teknologi pertanian yang sangat
dibutuhkan. Selain juga pengalaman yang masih bisa di bilang sedikit. Namun
bagi Aditya, hal ini adalah sebuah tantangan dalam mencapai produktivitas hasil
panen yang terus meningkat.
Relawan Indonesia Bersatu
mendukung program tersebut dengan berinisiatif memberikan kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Bibit lele sebanyak 10 ribu ekor berikut dengan 800 kilogram pakan
lele, dan juga 2.400 pot kangkung diberikan sebagai bentuk dukungan.
Sandiaga Uno, selaku Ketua
Relawan Indonesia Bersatu mengatakan, urban farming berkonsep ekosistem terpadu
sistem produksi sayuran yang diintegrasikan dengan budi daya ikan adalah
inovasi yang punya dampak besar dalam keberlangsungan hidup. Oleh karena itu,
dukungan diberikan agar program tersebut bisa bertahan dan berkembang sehingga
manfaatnya dirasakan masyarakat.
Sandi berharap, selain manfaat
ekonomi yang dapat diperoleh, kegiatan kelompok tani dan usaha UMKM dapat
menciptakan rasa kebersamaan dan budaya gotong royong di lingkungan tempat
tinggal tersebut. Sehingga bisa segera bangkit dan pulih dari masa sulit,
dengan membuka lapangan kerja dan tidak takut gagal untuk memulai sesuatu.
Selain itu, bantuan pelatihan
pengelolaan budidaya pangan dari pakar pertanian juga diberikan, dengan harapan
agar masyarakat yang menerima bantuan juga memiliki keahlian dan bisa
menjalankan kelanjutan usahanya secara mandiri.
Sedangkan untuk keberlangsungan
usaha tani, dukungan yang diberikan berupa alat pertanian diantara lainnya
yakni 2 unit penyemprot hama, 5 cangkul, 3 pacul garpu, 100 buah media semai,
10 sak pupuk kompos, 10 buah kantong kompos, 100 kemasan bibit tanaman, dan 1
gulungan jaring tani.
Bantuan sosial berwujud 200 paket juga diberikan untuk warga yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh harian lepas maupun korban PHK, di Desa Pabuaran, Kota Bogor. Sandi menyampaikan harapannya, agar usaha kemandirian pangan hasil swadaya masyarakat tersebut dapat berperan membangun perekonomian nasional.
0 Komentar