Gagal Divaksin Covid-19, Bima Arya Disarankan Tunda Setahun

Bima Arya Sugiarto gagal disuntik vaksin Covid-19 tahap kedua, yang diselenggarakan pada 1 Maret 2021, bertempat di Gedung Puri Begawan. Wali Kota Bogor ini mempunyai titer antibodi Covid-19 cukup tinggi, yaitu 197,9, padahal sudah menjadi penyintas Covid-19 selama satu tahun.

Disarankan untuk Menunda Vaksinasi Oleh Dokter 

Orang-orang yang tidak boleh menerima vaksin adalah, ibu hamil, penderita penyakit kronik, penderita kanker. Tetapi, orang yang pernah terinfeksi virus Covid-19, boleh menerima vaksin setelah tiga bulan sembuh dari virus tersebut. 

Vaksin Covid-19 pertama kali dilaksanakan perdana di Indonesia, pada tanggal 13 Januari 2021, bertempat di Istana Kepresidenan. Saat itu, presiden beserta jajarannya, beberapa influencer dan artis, menerima vaksin tahap pertama.  Berikut ini rangkuman dari pernyataan Bima Arya Sugiarto, yang gagal disuntik vaksin Covid-19. 

Karena, angka titer antibodi Covid-19 atau tingkat imunitasnya yang cukup tinggi, tim dokter menyarankan Bima Arya Sugiarto, untuk menunda vaksinasi. Wali Kota Bogor ini mengungkapkan besaran angka antibodinya setelah melakukan cek darah keseluruhan. 

Berlaku untuk Penyintas Covid-19

Bima sendiri merasa heran dengan apa yang terjadi terhadap tubuhnya. Sebab, Wali Kota Bogor ini, menjadi penyintas Covid-19 selama setahun, tetapi tingkat imunitasnya tinggi.  Menurutnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya kondisi tubuh yang bagus. Bima menyatakan beberapa orang yang pernah terinfeksi SARS-CoV-2 antibodinya akan turun atau hilang, setelah tiga bulan terbebas dari virus tersebut. 

Hal ini dapat terjadi, tergantung dari kondisi tubuh dan antibodi tubuh masing-masing. Kemungkinan lainnya adalah terjadi reinfeksi, kondisi yang bisa saja terjadi tanpa diketahui.  Wali Kota Bogor ini telah mendiskusikan angka titer antibodinya ke dokter spesialis, serta mengkomunikasikannya kepada Menteri Kesehatan. Semua pihak tersebut, menyarankan Bima Arya Sugiarto untuk menunda vaksinasi. 

Memberikan Jatah Vaksin Kepada Orang Lain 

Karena, kadar antibodinya masih tinggi saat ini. Bima Arya Sugiarto berencana memeriksa kembali kadar antibodinya dalam waktu tiga bulan kedepan.  Jika, saat pemeriksaan nanti, kadar antibodinya sudah turun. Wali Kota Bogor tersebut, baru dinyatakan mampu menerima vaksin Covid-19. 

Berkaca dari apa yang dialaminya, Bima Arya Sugiarto ingin mengedukasi semua penyintas Covid-19. Para penyintas Covid-19 yang mengetahui kadar imunitas tubuhnya tinggi, lebih baik menunda vaksin dan memberikannya kepada pihak yang membutuhkan. 

Pada dasarnya vaksin berfungsi memberikan antibodi. Ketika antibodi pada tubuh masih bagus, angka imunitasnya berada di atas rata-rata, sangat disayangkan jika diberi vaksin. 

Vaksin tidak berdampak apa-apa bagi tubuh yang memiliki imunitas tinggi. Maka, Bima Arya Sugiarto memutuskan untuk mengalihkan jatah vaksinnya untuk Mahfud, seseorang yang berprofesi sebagai pengatur lalu lintas jalan. 

Digantikan Dedie Rachim selaku Wakil Wali Kota Bogor

Karena Wali Kota Bogor ini gagal disuntik vaksin, daripada jatah vaksinnya terbuang lebih baik diserahkan kepada orang yang membutuhkan. Kebetulan pada saat itu, kang Mahfud berada di balai kota, lalu ditanyakan ketersediaan divaksin oleh Bima Arya.

Ternyata relawan pengatur lalu lintas Jalan Sancang tersebut, bersedia. Menurut, kang Mahfud badannya terasa pegal setelah divaksin, tetapi sudah sehat kembali. 

Sebelumnya, Bima Arya Sugiarto gagal disuntik vaksin Covid-19 tahap pertama, karena statusnya sebagai penyintas Covid-19. Pada waktu itu, penyintas Covid-19 belum diizinkan untuk mengikuti suntik vaksin. 

Jadi, jatah vaksin Wali Kota Bogor pada tahap pertama, digantikan oleh Dedie Rachim selaku Wakil Wali Kota Bogor. Memang, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang tidak bisa menerima vaksin. Mengapa demikian? Karena proses pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia masih berjalan secara bertahap.  

0 Komentar