Nasib 17.000 Pekerja Kota Bogor Dipertaruhkan dalam Keputusan Pembukaan Mal


Sebanyak 17.000 pekerja pusat perbelanjaan modern di Kota Bogorberharap mal tempatnya berkerja kembali dibuka usai perpanjangan PPKM level 4. Diketahui, hanya Kota Bogor, kota/ kabupaten di Jabodetabek yang belum mendapatkan relaksasi pembukaan mal dalam perpanjangan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang diputuskan pemerintah pekan lalu. Dengan demikian, nyaris dua bulan ribuan pekerja di pusat perbelanjaan di Kota Bogor tidak berkerja dan berpenghasilan.

Salah satu pekerja servis dan akesesori telepon selular di Plaza Jambu 2, Dicky menuturkan, hampir dua bulan dirinya tidak bisa membuka gerai servis lantaran kebijakan PPKM.

"Saat mal buka, kami sudah kehilangan pengasilan lantaran sedikit pelanggan. Baru buka sebentar di mal, kami diminta tutup lagi hampir dua bulan," papar Dicky, Senin (23/8/2021).

Diungkapkan, pemasukan yang diperoleh tidak sebanding dengan beban pengeluaran sewa gerai, bayar servis mal, juga membayar pekerja dengan rata-rata Rp7 juta per bulan.

"Sulit rasanya jika dipertahankan buka usaha saat ini. Lebih banyak nombok, daripada untung," keluh Dicky.

Property Manager Bogor Trande Mal (BTM) Herman Budi Santoso menuturkan, BTM merupakan pusat perbelanjaan modern yang menampung tenant terbanyak di Kota Bogor. BTM, katanya, mempunyai 1.300 tenant dan mempunyai hampir 5.000 pekerja.

Untuk itu, Herman mengungkapkan, nasib para pekerja ini ditentukan oleh keputusan pemerintah mengenai relaksasi mal di Kota Bogor.

"Bila pembukaan mal masih ditunda, sangat berdampak banyak. Khususnya pada usaha UMKM kalangan menengah ke bawah yang ditampung di BTM," paparnya.

Dari total ribuan tenant yang mempunyai lapak di BTM saat ini, ada yang masih bertahan dan tidak sedikit juga minta menghentikan kontrak sewa. Khususnya, pelaku usaha di bidang konveksi dan sepatu sandal.

"Di lantai bawah sepatu, tas, pakaian mereka sudah kolaps, mereka UMKM tidak semuanya mapan, tidak semuanya juga jualan online jadi perputaran tenant sangat terpukul pada saat kondisi seperti ini," jelas Herman.

Pada masa PPKM, pengunjung BTM hanya sekitar 1.000 orang per hari. Dari angka itu sebagian besar merupakan pekerja mal, selebihnya merupakan pengendara ojek online yang membeli jajanan di mal.

"Kita sehari paling mentok 1.000 pengunjung melayani dine in, bayangkan dulu kita bisa sampai 25.000. Saat PPKM ini hanya 1.000," tambah Herman.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Ganjar Gunawan menuturkan, berdasarkan data setidaknya ada 17.000 pekerja di pusat perbelanjaan di Kota Bogor. Ribuan pekerja tersebut secara langsung berdampak pada belum beroperasinya mal.

”Hampir dua bulan lebih mal tidak buka, artinya berapa banyak pekerja yang terdampak," kata Ganjar.

Untuk itu, Ganjar berharap pemerintah membuka mal di Kota Bogor. Ganjar meyakini pembukaan mal akan berdampak positif bagi roda perekonomian masyarakat, terutama para pekerja.

"Kami harapnya bisa segera dibuka agar secara bertahap ada perbaikan kondisi ekonomi para pekerja. Bayangkan di Botani Square saja ada 1.600 pekerja dan di mal BTM ada sekitar 4.000 pekerja. Belum lagi di pusat perbelanjaan lain. Itu alasan penting perlu ada relaksasi. Mal-mal sudah siap secara protokol kesehatan,” singkat Ganjar.

Senin (23/8/2021), merupakan hari terakhir masa perpanjangan masa PPKM level 4. Pekan lalu, Kota Bogor satu-satunya wilayah Jabodetabek yang tidak diperkenankan melakukan uji coba pembukaan mal.

Sumber: BeritaSatu.com

0 Komentar