Sederet Kisah Mudik 2023, Polisi di Bogor Rela Rindu Masakan Ibu Demi Menjalankan Tugas Bantu Warga

Mudik lebaran menjadi satu tradisi yang dilakukan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Hal tersebut bertujuan untuk berkumpul bersama sanak keluarga untuk saling bermaafan.

Di balik hari kemenangan, rupanya banyak orang yang merelakan waktunya untuk menjalankan aktifitas demi kepentingan umum.

Sebut saja Bripda Muhammad Willdan Rizqy.

Ya, anggota kepolisian tersebut tetap bertugas disaat lebaran tiba.

Polisi muda kelahiran Kediri, 11 September 2001 itu kini sedang bertugas membantu pengamanan mudik dan arus balik lebaran di Simpang Gadog, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Iya ini pertama kali saya dinas, pertama kali lebaran tidak bertemu keluarga," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com.

Lelaki yang tergabung dalam Detasemen Perintis Ditsamapta Korsabhara Baharkam Polri ini tak menapik jika dirinya rindu keluarga di rumah

"Kalau dibilang rindu ya saya juga rindu, apalagi ini pertama. Sedih sudah pasti karena ga bisa pulang, tapi ya itu risikonya menjadi polisi," ungkapnya.


Kangen masakan ibu

Saat menjalankan tugas, Bripda Muhammad Willdan Rizqy tak menampik jika dirinya rindu masakan sang bunda.

"Yang paling di kangenin suasana, suasana sama masakan Ibu," imbuhnya.

Terik matahari hingga dinginnya tetesan hujan, baginya itu merupakan sebuah pacuan agar dirinya tetap bersemangat agar dapat membuat bangga orang tua yang sangat ia sayang.

"Ini sudah risiko saya tidak bisa pulang. Jauh dari orang tua, tapi itu jadi pacuan buat saya agar saya bersemangat agar dapat membuat orang tua saya bangga," paparnya.

Dari penugasannya tersebut dirinya hanya bisa menjalankan dan mengambil hikmah dari apa yang sedang dilaluinya.

Terlebih saat ini dirinya sedang berada di koridor yang dekat dengan masyarakat.

"Ini sebuah pengalaman yang berharga bagi saya, bisa menambah pengalaman, membantu masyarakat, apalagi ini langsung terjun ke lapangan," paparnya.

Tercatat Bripda Muhammad Willdan Rizqy menjaga lalu lintas di Simpang Gadog mulai dari tanggal 18 April 2023 hingga 1 Mei 2023.

Dengan adanya penugasan yang sedang dijalaninya ini, dirinya berharap semoga orang tuanya yang selalu mendoakan dirinya tetap dalam keadaan sehat, hingga ia bisa pulang dan membawa kabar baik.

"Ya harapannya mudah-mudahan orang rumah pada sehat, sampai saya pulang dan bisa membuat mereka bahagia," tutupnya.


Cerita sopir bus

Di sisi lain, ada pula cerita sopir bus yang memiliki pengalaman saat mudik tiba.

Pada momen libur lebaran, profesi sopir bus disibukan oleh peningkatan penumpang karena banyaknya warga yang mudik atau pulang kampung.

Ketika kebanyakan warga sudah libur dan bisa pulang kampung, sopir bus justru masih terus bekerja siang dan malam.

Seperti yang dialami oleh Irwan, salah satu sopir bus antar provinsi yang sudah bertahun-tahun menjadi sopir bus.

Pada momen Lebaran 2023 ini, Irwan mengangkut para pemudik dari wilayah Bogor yang membeli tiket PO Bus tempat Irwan bekerja dengan mendatangi agen-agen bus di Bogor.

"Saya ngambilin penumpang di agen-agen, seperti di Gunungputri, Cileungsi, muter dulu. Kalau pake agen bis gini kan ngambil penumpang di mana-mana," kata Irwan kepada TribunnewsBogor.com.

Dia mengaku biasa mengantar para penumpang dari Bogor ke Jogjakarta pulang pergi (PP).

Waktu tempuh yang harus dilalui Irwan untuk satu kali perjalanan sampai Jogjakarta adalah sekitar 10 jam jika arus lalu lintas normal.

Agar tak cepat lelah saat mengantar para pemudik, Irwan mengaku biasanya dia mempersiapkan diri semaksimal mungkin.

"Misalnya sebelum berangkat biar gak ngantuk, istirahat dan hemat-hemat dulu tenaganya, biar nanti sekalian (keluarkan tenaga). Kan harus siap-siap juga nanti kalau di sana macet," kata Irwan

Meski begitu, Irwan mengaku dia akan memilih istirahat jika sudah merasa kelelahan saat perjalanan.

Selain itu, dalam perjalanan bus mudik yang dia kemudikan ini juga menyediakan waktu istirahat untuk kru dan para penumpang.

"Kalau udah cape berhenti, (mengemudi) saya semampunya aja. Kita istirahat itu mampir di rumah makan," kata Irwan.

Namun lain cerita ketika terjadi kemacetan saat di tengah perjalanan.

Irwan mengaku bahwa kemacetan terparah saat antar para pemudik pernah terjadi beberapa tahun lalu yang mana sampai terjebak macet selama dua hari.

"Kalau macet paling lama waktu dulu macet sampai dua hari itu di tol. Nyampe berapa kilo itu macetnya, pas mau keluar Tol Pejagan Brebes itu. Kalau macet kayak gitu wah capek, laper," terang Irwan.

Ketika dihadapkan arus lalu lintas yang macet seperti ini, sopir maupun para penumpang hanya bisa bersabar.

Namun karena kemudahan teknologi saat ini, kata Irwan, antar sopir atau kru PO Bus selalu berbagi informasi soal titik kemacetan agar bisa dilakukan persiapan atau diantisipasi.

Sementara itu, terkait waktu berkumpul dengan keluarga saat lebaran bagi seorang sopir bus, Irwan mengaku dirinya masih bisa merayakan lebaran dengan keluarga.

Namun Irwan baru bisa libur lebaran di akhir masa mudik atau H-1 lebaran.

"Kalau di tempat saya H-1 atau H-2 gak jalan bisnya, perusahaan berhenti gak nerima order biar krunya dapat lebaran di rumah. Lebaran H+4 balik lagi, untuk arus baliknya," kata Irwan.


0 Komentar