Senin siang yang cukup cerah (30/6/2025), halaman Mapolres Bogor di Cibinong terasa lebih khidmat dari biasanya. Sebab, sebanyak 98 personel Polres Bogor mendapat kehormatan berupa kenaikan pangkat. Seremoni kenaikan ini bukan sekadar formalitas, tapi penuh makna mendalam bagi setiap anggota.
Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, langsung menyematkan tanda pangkat baru kepada para personel terpilih. Dalam amanatnya, ia menekankan bahwa kenaikan pangkat bukan hanya rutinitas administratif, tapi sebuah bentuk penghargaan atas kerja keras dan loyalitas.
“Saya berharap kenaikan pangkat ini menjadi motivasi untuk lebih meningkatkan semangat pengabdian kepada institusi, masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas AKBP Rio Wahyu Anggoro.
Kenaikan pangkat ini diberikan kepada personel yang dianggap menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian. Baik dalam menjaga keamanan wilayah Bogor maupun dalam pelayanan terhadap masyarakat. Ini bukan hadiah instan, tapi hasil dari proses panjang penuh integritas.
Secara rinci, inilah jumlah personel Polres Bogor yang mendapat kenaikan pangkat di momen ini:
-
1 personel pengabdian: Aiptu ke Ipda
-
3 personel: AKP ke Kompol
-
5 personel: Aipda ke Aiptu
-
64 personel: Bripka ke Aipda
-
1 personel: Brigpol ke Bripka
-
3 personel: Briptu ke Brigpol
-
21 personel: Bripda ke Briptu
Rangkaian upacara berlangsung cukup tertib dan sakral. Dimulai pukul 13.00 WIB, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh jajaran pejabat utama Polres Bogor, para Kapolsek, serta Bhayangkari. Semua hadir dalam balutan suasana kebanggaan dan solidaritas tinggi.
Kabag SDM Kompol Yudi Kusyadi, S.H. bertugas sebagai Perwira Upacara. Sementara posisi Komandan Upacara diisi oleh IPDA Eka Duta Baliawan. Keduanya turut memastikan jalannya acara berlangsung lancar dan penuh penghormatan terhadap simbol-simbol kepolisian.
Penting untuk dipahami, bahwa kenaikan pangkat tidak serta merta datang karena usia dinas semata. Ada aspek profesionalisme, tanggung jawab moral, dan kontribusi nyata yang menjadi pertimbangan. Itu sebabnya, momen seperti ini sering dijadikan titik balik untuk memperkuat etos kerja.
Di tengah tantangan tugas kepolisian yang semakin kompleks—dari penegakan hukum, pelayanan publik, hingga sinergi dengan stakeholder lain—kenaikan pangkat ini diharapkan menjadi energi baru. Energi untuk semakin dekat dengan masyarakat dan responsif terhadap dinamika sosial.
Perubahan pangkat pun bukan cuma simbol garis di pundak, tapi tanda bahwa tanggung jawab juga ikut naik level. Dalam konteks Polres Bogor, perubahan ini diharapkan memperkuat semangat kolaborasi dalam menjaga situasi kamtibmas di wilayah Kabupaten Bogor yang kian dinamis.
Bagi sebagian personel yang naik dari golongan bintara ke perwira, seperti dari Aiptu ke Ipda, tentu ini momen yang sangat spesial. Tidak hanya mempertebal semangat pribadi, tapi juga bisa menjadi inspirasi buat anggota lainnya. Karena kerja keras, ternyata tetap dihargai institusi.
Masyarakat pun secara tidak langsung ikut merasakan dampaknya. Personel yang baru naik pangkat biasanya akan berusaha menunjukkan performa terbaiknya. Pelayanan jadi lebih humanis, pendekatan lebih komunikatif, dan tentu penegakan hukum tetap tegak lurus.
Dengan pola ini, Polres Bogor seolah ingin menyampaikan bahwa reformasi kultural dalam tubuh kepolisian terus berjalan. Kinerja dinilai secara objektif dan diberi ruang untuk tumbuh. Maka, kenaikan pangkat pun bisa menjadi alat transformasi budaya organisasi.
Dari luar, seremoni ini memang terlihat sederhana. Tapi bagi para anggota yang berdiri tegak di barisan, setiap detiknya adalah momen yang tak akan terlupakan. Ada harapan baru, tantangan baru, dan tentu target baru yang siap untuk dicapai.
Dan akhirnya, di balik garis pangkat yang bertambah, ada tekad yang ikut menguat. Karena di pundak setiap polisi, selalu ada harapan masyarakat yang ingin hidup aman, damai, dan tertib. Semoga dengan pangkat yang naik, semangat pun ikut naik—bukan cuma tinggi, tapi juga tulus dan tangguh.
0Komentar