TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Masjid Agung Bogor Dirusak Pria Mabuk, Polisi Ungkap Kronologi Lengkap

Masjid Agung Bogor Dirusak Pria Mabuk, Polisi Ungkap Kronologi Lengkap

Daftar Isi
×


Seorang pria berinisial CYE (26) harus berurusan dengan pihak kepolisian setelah aksinya yang merusak pos keamanan di kawasan Masjid Agung Kota Bogor viral dan menimbulkan keresahan. Kejadian ini berlangsung di wilayah Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, dan sampai sekarang, pria tersebut masih dalam proses pemeriksaan intensif oleh pihak berwajib.

Menurut informasi yang disampaikan langsung oleh Kapolsek Bogor Tengah, Kompol Agustinus Manurung, insiden ini terjadi pada Sabtu, 31 Juni 2025. Segalanya bermula saat CYE yang diduga sedang dalam kondisi mabuk berat, membuat onar di area Alun-Alun Kota Bogor—tempat publik yang biasanya ramai dikunjungi warga untuk bersantai, berolahraga, atau sekadar melepas penat.

Agustinus menjelaskan, “Sebelumnya (pelaku) nendang-nendang water barrier. Lalu ditegur oleh park ranger.” Dari sinilah awal mula kekacauan itu tercipta. Teguran dari petugas parkir atau park ranger tidak diterima baik oleh pelaku. Bukannya mereda, justru pelaku malah emosi dan terjadi adu mulut yang memanas.

Keributan makin menjadi ketika pelaku memutuskan kabur dan berlari ke arah Masjid Agung Kota Bogor, yang lokasinya memang tak jauh dari alun-alun. Tapi, bukannya tenang, dia malah membawa masalah ke tempat suci. Di masjid itulah, ia kembali bertemu dengan petugas masjid dan insiden kekerasan kembali terulang.

“Ribut dan menganiaya park ranger. Korban lari ke arah masjid dikejar pelaku di sana ketemu dengan pegawai mesjid lalu dipukul,” ujar Agustinus.

Tak cukup sampai di situ, pelaku melanjutkan aksinya dengan merusak fasilitas publik. Ia dilaporkan memecahkan kaca pos keamanan yang berada di lingkungan masjid menggunakan alat pemadam api ringan atau Apar. Ini jelas bukan tindakan spontan semata, karena dibutuhkan kekuatan dan niat untuk melakukan hal seperti itu.

“Memecahkan kaca pos masjid dengan Apar,” lanjut Agustinus, menegaskan bahwa ini bukan pelanggaran ringan yang bisa diabaikan begitu saja.

Setelah menerima laporan dari warga dan saksi mata di lokasi kejadian, pihak kepolisian langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan. Berkat kerja sama masyarakat dan kejelian tim investigasi, akhirnya CYE berhasil diamankan polisi pada Selasa, 3 Juni 2025, hanya beberapa hari setelah insiden tersebut terjadi.

“Sudah diserahkan ke Polresta soalnya korban buat LP di Polresta,” pungkasnya.

Mengapa Kasus Ini Menarik Perhatian?

Kasus ini menjadi sorotan publik bukan hanya karena terjadi di lokasi yang sangat ikonik seperti Masjid Agung Kota Bogor, tetapi juga karena memperlihatkan betapa bahayanya tindakan tidak terkendali akibat pengaruh alkohol. Ditambah lagi, lokasi kejadiannya adalah tempat ibadah yang seharusnya menjadi simbol kedamaian dan ketenangan.

Di tengah masyarakat yang semakin sensitif terhadap tindakan intoleran atau kekerasan di tempat suci, aksi semacam ini tentu menyulut reaksi keras dari berbagai pihak. Apalagi, tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap petugas publik seperti park ranger dan pegawai masjid menandakan bahwa pelaku sama sekali tidak menghormati otoritas maupun ruang publik.

Alkohol dan Kekerasan: Kombinasi yang Masih Jadi Masalah Sosial

Fakta bahwa pelaku dalam keadaan mabuk membuka kembali diskusi panjang soal konsumsi alkohol dan dampaknya terhadap perilaku sosial. Meski tidak semua peminum alkohol bertindak agresif, statistik global maupun nasional menunjukkan bahwa banyak kasus kekerasan, baik dalam rumah tangga maupun di ruang publik, dipicu oleh konsumsi minuman keras.

Dalam konteks ini, Bogor—sebagai kota yang dikenal religius dan punya banyak tempat ibadah besar—jelas tak boleh menjadi arena kekerasan yang dipicu oleh mabuk-mabukan. Kasus ini bisa menjadi momentum bagi pemerintah kota dan aparat penegak hukum untuk lebih tegas mengawasi peredaran dan konsumsi alkohol di ruang publik, terutama menjelang akhir pekan atau libur panjang.

Peran Penting Keamanan Masjid dan Park Ranger

Kita juga tak bisa menutup mata terhadap pentingnya keberadaan park ranger dan petugas keamanan masjid. Dalam situasi genting seperti ini, merekalah garda terdepan yang mencoba mencegah kekacauan menjadi lebih besar. Meskipun mereka menjadi korban kekerasan, mereka tetap menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan keberanian.

Tentu saja, ke depan perlu ada peningkatan perlindungan dan pelatihan bagi petugas semacam ini agar bisa mengelola konflik dengan lebih aman dan efektif. Teknologi keamanan, kamera pengawas, serta pelaporan cepat ke kepolisian bisa jadi solusi jangka panjang.

Kejadian yang menimpa Masjid Agung Bogor ini menunjukkan bagaimana tindakan sembrono satu orang bisa menciptakan keresahan besar di tengah masyarakat. Aksi CYE yang melakukan perusakan dan kekerasan dalam kondisi mabuk bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga merusak nilai-nilai sosial dan spiritual yang dijunjung tinggi warga Bogor.

Masyarakat berharap kasus ini ditindak tegas agar bisa menjadi pelajaran, sekaligus mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Dengan kolaborasi antara masyarakat, aparat keamanan, dan lembaga keagamaan, semoga ruang-ruang publik—terutama tempat ibadah—bisa kembali menjadi zona aman dan damai bagi semua.

0Komentar

Special Ads
Special Ads