TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Akses Jalan Batutulis Bogor Dibuka Kembali Akhir Juli 2025: Warga Siap Sambut Normalitas Baru

Akses Jalan Batutulis Bogor Dibuka Kembali Akhir Juli 2025: Warga Siap Sambut Normalitas Baru

Daftar Isi
×


Harapan warga Batutulis dan sekitarnya akhirnya mulai menyala kembali. Setelah berbulan-bulan hidup dalam keterbatasan akibat longsor yang menutup akses utama, Pemkot Bogor memastikan bahwa jalur sementara untuk kendaraan roda dua akan dibuka kembali pada akhir Juli 2025. Kabar ini tentu disambut dengan rasa lega oleh masyarakat yang selama ini terdampak.

Batutulis bukan sekadar kawasan biasa. Ia adalah jalur vital yang menghubungkan bagian selatan Kota Bogor ke pusat kota dan kawasan strategis lainnya. Ketika longsor menghantam dan merusak jalan serta underpass, warga tak hanya kehilangan akses—mereka kehilangan waktu, tenaga, dan kenyamanan dalam mobilitas sehari-hari.

Dalam keterangan resminya, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menjelaskan, “Kami paham bagaimana kondisi ini memengaruhi kehidupan masyarakat, khususnya yang menggantungkan aktivitasnya pada jalur Batutulis. Karena itu, kami dorong percepatan pembukaan akses roda dua agar mobilitas bisa kembali berjalan.” Pernyataan ini menandakan komitmen yang kuat untuk tak hanya membangun kembali infrastruktur, tapi juga kepercayaan publik.

Warga sekitar sudah lama menantikan aksi nyata, bukan sekadar janji-janji manis di atas kertas. Mulai dari pelajar yang harus berangkat lebih pagi, pedagang yang kehilangan waktu tempuh, hingga pekerja harian yang terpaksa mengeluarkan ongkos tambahan, semuanya terdampak oleh lumpuhnya akses jalan Batutulis. Bagi mereka, jalan bukan sekadar aspal—itu adalah urat nadi penghidupan.

Upaya percepatan perbaikan kini difokuskan pada sejumlah titik krusial. Pemkot Bogor bekerja sama dengan Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) tengah mengerjakan pondasi pancang beronjong untuk menstabilkan tanah, memperkuat saluran drainase dengan U-Ditch, serta merapikan kontur tanah di area yang longsor. Solusi jangka pendek ini dianggap realistis agar warga bisa kembali bergerak dengan lebih efisien.

“Kita ingin masyarakat tahu bahwa prosesnya sedang berlangsung. Bukan mandek, bukan diam,” ujar Dedie. Pesan ini bukan hanya klarifikasi, tapi juga bentuk transparansi yang menjadi kebutuhan publik saat krisis infrastruktur terjadi.

Namun, Pemkot tak berhenti di situ. Sambil mempercepat akses sementara, pembangunan trase baru sebagai solusi permanen juga tengah dipersiapkan. Prosesnya kini telah memasuki tahap penyusunan desain teknis dan penganggaran. Ini bukan perkara mudah, tapi langkah ini dinilai penting agar bencana serupa tidak terus berulang.

“Kami tak ingin ini jadi masalah tahunan. Trase baru ini adalah langkah untuk membangun jalur yang lebih aman, tangguh, dan tahan terhadap kondisi geografis,” tambah Dedie. Komitmen itu menjadi fondasi arah pembangunan ke depan, khususnya dalam konteks mitigasi bencana di wilayah rawan longsor seperti Batutulis.

Tak bisa dipungkiri, jalan punya peran yang lebih dalam daripada sekadar fungsi transportasi. Ia adalah penghubung kehidupan: anak-anak menuju sekolah, pedagang ke pasar, karyawan ke tempat kerja, bahkan keluarga untuk saling mengunjungi. Maka, perbaikan akses Batutulis adalah langkah strategis untuk menghidupkan kembali denyut aktivitas warga Bogor.

Dalam perspektif sosial, membuka akses Batutulis bukan hanya soal beton dan aspal. Ini soal menjaga produktivitas, mendukung ekonomi lokal, serta memulihkan ritme harian yang sempat hilang. Warga yang selama ini harus memutar arah atau menggunakan rute darurat tentu merasa sangat terbantu dengan kejelasan ini.

Sinergi antara pemerintah daerah dan institusi teknis seperti BTP menjadi kunci. Tanpa kerja sama yang rapi, proyek perbaikan ini bisa saja terhambat atau molor. Tapi dengan koordinasi yang baik, perencanaan matang, dan komunikasi yang terbuka, Pemkot Bogor berharap proyek ini menjadi babak baru pembangunan infrastruktur yang lebih berorientasi pada warga.

Secara keseluruhan, langkah membuka kembali akses Batutulis menjadi angin segar di tengah lesunya semangat warga karena keterbatasan mobilitas. Meski baru untuk roda dua, ini tetap merupakan langkah signifikan untuk pemulihan jangka pendek dan fondasi solusi jangka panjang yang lebih berkelanjutan.

0Komentar