TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Desa Sukanegara Jonggol Masuk 13 Besar Desa Digital Terinovatif Nasional

Desa Sukanegara Jonggol Masuk 13 Besar Desa Digital Terinovatif Nasional

Daftar Isi
×


Desa Sukanegara, yang berada di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, kembali bikin gebrakan. Kali ini, desa yang dihuni lebih dari sepuluh ribu kepala keluarga ini berhasil mencetak prestasi nasional. Pada Jumat, 4 Juli 2025, BRI Pusat menetapkannya sebagai Desa BRI-LiaN paling inovatif dan digitalisasi terbaik peringkat ke-13 se-Indonesia. Prestasi yang tidak main-main.

Bukan hanya soal digitalisasi, Desa Sukanegara juga dikenal punya kekayaan sumber daya alam yang luar biasa melimpah. Potensi ini pun tak dibiarkan begitu saja. Pemerintah desa dan masyarakat setempat kompak membentuk strategi ekonomi jangka panjang, salah satunya lewat pengembangan sektor pertanian, perdagangan, hingga ekowisata berbasis potensi lokal yang ada.

Ekowisata Lokal Jadi Penggerak Ekonomi Warga

Desa ini punya kekuatan tersembunyi di sektor air bersih. Bukan cuma jernih, tapi melimpah sepanjang tahun. Lahan-lahan kosong pun disulap menjadi area produktif. Mulai dari padi, palawija, hingga kebun herbal. Tapi yang paling menarik perhatian adalah bagaimana mereka memaksimalkan potensi lahan menjadi kawasan ekowisata, dan ini dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bernama Multi Prospekta.

BUMDes Multi Prospekta resmi berdiri sejak tahun 2022. Gagasan ini datang dari Kepala Desa Sukanegara, H. Ahmad Yani, S.Pd. Menurut beliau, sumber daya yang melimpah ini tak hanya sayang jika tidak dimanfaatkan, tapi justru bisa jadi tulang punggung ekonomi warga. Ekowisata tak hanya menjadi ikon, tapi juga sumber Pendapatan Asli Desa (PAD).

"Dalam rangka mewujudkan warga desa yang sejahtera, khususnya Warga masyarakat desa Sukanegara dan pemerintah desa melalui BUMDes mencoba memanfaatkan lahan indah yang dinilai cocok untuk dijadikan ekowisata untuk mendongkrak perekonomian masyarakat," ujar H. Ahmad Yani, penuh semangat.

Potret Perekonomian Warga dan Strategi Inklusif

Dengan populasi sekitar 10.800 kepala keluarga, komposisi pekerjaan di Desa Sukanegara cukup beragam. Sebanyak 20% warga merupakan petani, 20% lainnya berdagang, 15% menjadi buruh pabrik, dan sisanya berwirausaha. Kombinasi ini menjadi peluang besar untuk membangun desa berbasis ekonomi kerakyatan yang inklusif.

Dalam wawancara lanjutan, Ketua BUMDes Multi Prospekta menyampaikan bahwa pihak desa telah menjalankan banyak upaya agar Sukanegara menjadi desa percontohan nasional. Mereka menggandeng kelompok petani, pedagang, dan pelaku UMKM untuk mendorong diversifikasi produk lokal. Semuanya diarahkan untuk memperkuat identitas desa sebagai desa ekonomi mandiri.

Desa Sukanegara kini menjelma jadi “laboratorium hidup” bagaimana desa bisa tumbuh dari bawah dengan cara-cara kreatif dan berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis potensi lokal, masyarakat diajak berdaya—bukan hanya jadi objek program, tapi justru menjadi pelaku utama pembangunan.

Program Desa BRI-LiaN sendiri merupakan inisiatif nasional dari BRI yang direkomendasikan oleh Kementerian Desa (Kemendes). Dari sekian banyak peserta, hanya 40 desa terbaik yang dipilih. Dan desa-desa tersebut nantinya akan kembali dilombakan untuk memperebutkan gelar Desa Terbaik Se-Indonesia.

Tak main-main, H. Ahmad Yani menceritakan proses panjang yang mereka jalani dalam program ini. “Kami mengikuti program Desa BRI-Lian. Selama mengikuti program tersebut saya aktif mengikuti berbagai kegiatan dan Bimtek melalui Zoom Meeting selama satu bulan pelatihan yang diberikan oleh narasumber dari Universitas Airlangga dan BRI Pusat,” ucapnya ketika diwawancara media Reformasi Aktual.

Ia menambahkan bahwa pelatihan tersebut mencakup hal-hal mendasar dan strategis, seperti manajemen pemasaran, manajemen keuangan, hingga desain kemasan (packaging) produk. Semua pelatihan ini kemudian diterapkan dalam kegiatan nyata di desa.

“Harapan saya, Desa Sukanegara bisa menjadi desa terbaik peringkat pertama se-Indonesia,” tutupnya penuh optimisme.

Program ini sendiri menunjukkan bahwa BRI tidak hanya hadir sebagai lembaga keuangan, tapi juga bagian dari motor penggerak transformasi sosial dan ekonomi desa. Mereka menggabungkan antara economic value dan social value dalam satu program nyata. Tak hanya bicara target, tapi juga keberlanjutan.

BRI sebagai perusahaan milik negara terbukti mampu menavigasi tantangan pembangunan desa dengan pendekatan yang komprehensif. Dan Desa Sukanegara adalah salah satu contoh nyatanya—bahwa dengan niat, kerja kolektif, dan semangat kolaborasi, desa bisa menjadi aktor penting dalam transformasi nasional.

Sebagai penutup, Desa Sukanegara mengajarkan kita bahwa perubahan tidak selalu datang dari kota besar. Terkadang, justru dari sebuah desa di Jonggol, harapan dan inspirasi nasional lahir dengan penuh kejutan. Atuh, tong hilap mampir ka Sukanegara… sakali tempo pasti betah!

0Komentar