TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Dinkes Bogor Imbau Warga Jaga Kebersihan Pasca Banjir, Waspadai Penyakit Musim Hujan

Dinkes Bogor Imbau Warga Jaga Kebersihan Pasca Banjir, Waspadai Penyakit Musim Hujan

Daftar Isi
×


Pasca guyuran hujan deras yang melanda beberapa wilayah Kabupaten Bogor beberapa hari lalu, banyak daerah yang sempat tergenang air. Kondisi ini tentu tak bisa dianggap remeh. Meski banjir sudah surut, dampaknya terhadap kesehatan masyarakat masih harus diwaspadai.

Bencana Usai, Waktunya Lebih Waspada

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor pun langsung pasang badan. Mereka mengimbau warga untuk tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat alias PHBS. Imbauan ini bukan sekadar formalitas, tapi langkah nyata untuk mencegah berbagai penyakit yang seringkali muncul di musim penghujan, terutama setelah banjir.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Bogor, Irman Gapur, menegaskan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Wilayah yang terdampak banjir rentan menjadi sarang penyakit bila tidak segera dibersihkan secara menyeluruh. Ia meminta masyarakat lebih aktif dalam hal ini, meskipun situasi terlihat mulai membaik.

Jaga Kebersihan, Jangan Anggap Enteng

“Dalam kondisi banjir, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat diimbau untuk cuci tangan dan membersihkan sisa lumpur di sekitar rumah,” ujar Irman saat dikonfirmasi timetoday.id, Kamis (10/7/2025).

Apa yang dikatakan Irman bukan sekadar peringatan. Banjir bisa membawa lumpur, limbah, dan kotoran yang jadi sumber infeksi. Jika tidak dibersihkan, air bekas banjir itu bisa menjadi pemicu berbagai penyakit. Karena itu, menjaga kebersihan pasca bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tiap individu.

Irman juga menjelaskan bahwa ada beberapa penyakit langganan musim hujan yang patut diwaspadai. “Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai saat musim hujan dan banjir antara lain diare, demam berdarah dengue (DBD), hepatitis, dan penyakit kulit,” jelasnya. Penyakit ini kebanyakan berasal dari lingkungan yang tercemar dan makanan yang tak higienis.

Koordinasi Layanan Kesehatan Tetap Jalan

Untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit tersebut, Dinkes Bogor bergerak cepat. Mereka sudah menurunkan tim medis untuk memberikan pelayanan kesehatan, baik kepada masyarakat terdampak maupun para petugas di lapangan. Termasuk relawan dan tim SAR yang berjibaku di lokasi bencana.

“Banyak petugas tim SAR dan relawan yang kelelahan. Kami memberikan layanan kesehatan bagi mereka dan masyarakat di lokasi bencana,” ujar Irman lagi. Langkah ini patut diapresiasi karena bukan hanya warga yang rentan, petugas pun perlu dilindungi agar tetap fit saat bertugas.

Koordinasi antara Dinkes dengan puskesmas di seluruh wilayah terdampak juga terus dilakukan. Mereka berupaya memastikan tidak ada wilayah yang luput dari pemantauan. Data dari lapangan mencatat setidaknya ada 25 titik bencana banjir dan longsor yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Bogor pada hari pertama bencana.

Situasi Masih Aman, Tapi Jangan Kendor

Kabar baiknya, hingga saat ini belum ada lonjakan penyakit yang mengkhawatirkan. “Dari laporan di lapangan, sejauh ini belum ada peningkatan signifikan untuk kasus seperti diare. Situasi masih terkendali,” pungkas Irman. Meski begitu, bukan berarti masyarakat bisa bersikap santai dan lengah.

Banjir mungkin sudah lewat, tapi potensi ancamannya masih ada. Sisa-sisa lumpur, genangan air di beberapa titik, bahkan barang-barang rumah tangga yang sempat terendam bisa jadi sumber penyakit. Karena itu, Dinkes mengingatkan agar warga tetap disiplin menjaga PHBS dalam keseharian mereka.

Penting juga bagi warga untuk memperhatikan pola makan dan asupan air minum. Gunakan air matang, hindari makanan yang sudah tercemar, dan pastikan dapur tetap bersih. Tak kalah penting, anak-anak dan lansia perlu diawasi lebih ketat karena mereka termasuk kelompok yang paling rentan terinfeksi penyakit musiman.

Sadar Risiko, Cegah Sejak Dini

Di tengah cuaca yang makin sulit ditebak, kesadaran kolektif jadi kunci utama untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih besar. PHBS bukan hanya slogan, tapi gaya hidup yang harus diterapkan semua pihak. Dari warga biasa sampai perangkat RT, semua punya peran penting dalam menjaga lingkungan.

Bagi pemerintah, terutama Dinas Kesehatan, langkah antisipatif seperti ini harus terus dikembangkan. Selain pelayanan kesehatan, edukasi ke masyarakat harus rutin dilakukan. Bila perlu, jadikan momen pasca bencana sebagai momentum untuk mengubah pola pikir masyarakat soal kesehatan lingkungan.

Dan jangan lupa, gotong royong adalah salah satu budaya khas Indonesia yang paling ampuh saat menghadapi bencana. Membersihkan lingkungan secara bersama-sama, saling mengingatkan tentang pentingnya PHBS, dan saling jaga adalah bentuk solidaritas yang sangat dibutuhkan saat ini.

0Komentar