TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Normalisasi Sungai Cikeas dan Cileungsi Dipercepat, Jaro Ade: Ini Komitmen Pemkab Bogor Atasi Banjir

Normalisasi Sungai Cikeas dan Cileungsi Dipercepat, Jaro Ade: Ini Komitmen Pemkab Bogor Atasi Banjir

Daftar Isi
×


Langkah percepatan normalisasi dua sungai besar di Kabupaten Bogor, yakni Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas, kini benar-benar menjadi prioritas utama. Dua aliran sungai ini selama ini kerap dituding sebagai biang kerok banjir besar yang menghantui wilayah Gunung Putri dan sekitarnya.

Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhendi, yang akrab disapa Jaro Ade, belum lama ini melakukan peninjauan langsung ke titik pertemuan dua sungai tersebut di kawasan Gunung Putri. Langkah ini bukan cuma simbolis, tapi juga jadi bentuk konkret komitmen Pemkab Bogor dalam penanggulangan banjir jangka panjang.

Dalam kunjungan itu, Jaro Ade tidak datang sendirian. Ia didampingi sejumlah tokoh penting mulai dari anggota DPRD Kabupaten Bogor, perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), hingga Camat Gunung Putri dan Forkopimcam. Turut hadir juga kepala desa Bojongkulur dan Ciangsana serta perwakilan masyarakat setempat.

“Ini adalah komitmen pak Bupati Bogor, Rudy Susmanto, bahkan dulu saat bencana banjir beliau turun langsung ke lapangan, begadang bersama tokoh masyarakat dan kepala desa di Bojongkulur,” jelas Jaro Ade.
Kalimat itu jadi penegasan bahwa masalah banjir ini bukan cuma dijadikan agenda politik, tapi benar-benar ditangani secara serius dari hulu ke hilir.

Jaro Ade menyebut, langkah percepatan normalisasi sungai ini juga dibarengi dengan pengadaan tanah yang sudah mulai diproses. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Menurutnya, tanpa kejelasan lahan, proyek besar ini hanya akan macet di tengah jalan.

“Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pemerintah pusat, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sangatlah penting. Termasuk pengembang perumahan di wilayah terdampak juga bisa ikut bersinergi dengan Pemkab Bogor,” jelas Jaro Ade.
Pernyataan itu menggambarkan bahwa Pemkab Bogor tidak ingin jalan sendiri. Sinergi dengan semua pihak—baik swasta maupun masyarakat—dianggap vital dalam keberhasilan proyek ini.

Ia menegaskan bahwa pembentukan Tim Percepatan Pembebasan Tanah untuk Kepentingan Umum telah dilakukan, dan itu menjadi tonggak awal dalam penataan wilayah secara komprehensif.
"Ini sebagai langkah awal penataan dan penanggulangan risiko banjir secara berkelanjutan," katanya lagi.

Menurut Jaro Ade, semangat normalisasi sungai ini bukan hanya solusi sesaat, tapi bagian dari transformasi wilayah yang lebih tangguh terhadap bencana. “Kita tidak hanya berpikir soal banjir yang sudah terjadi, tapi juga bagaimana mengantisipasinya ke depan,” ujarnya.

Kepala wilayah Gunung Putri, Camat Kurnia Indra, juga menyampaikan bahwa berbagai langkah konkret sudah mulai dilakukan. Khususnya di daerah aliran sungai (DAS) Cikeas dan Cileungsi. Bahkan, beberapa titik sudah tersentuh upaya normalisasi, meski masih dalam kategori penanganan darurat.

“Saat ini sedang berjalan. Tanggul-tanggul pun mulai diperbaiki. Kami mohon dukungan semua pihak untuk kelancaran proses ini,” tutup Kurnia.
Dalam konteks ini, bisa disimpulkan bahwa pemerintah wilayah tidak lagi tinggal diam. Aksi nyata dan percepatan kerja di lapangan mulai terlihat.

Dari peninjauan hingga aksi teknis, proses normalisasi ini jadi momentum penting yang harus dijaga konsistensinya. Dukungan masyarakat, kolaborasi lintas sektor, serta komitmen politik jadi kunci keberhasilan proyek ini. Kalau semua pihak bergerak bareng, bukan tak mungkin banjir tahunan hanya tinggal cerita.

Daripada curhat musiman di media sosial tiap musim hujan, mending bareng-bareng kita kawal langkah ini—biar sungai-sungai kita bisa jadi berkah, bukan bencana.

0Komentar