TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Skybridge Bogor–Paledang Resmi Dukung Mobilitas Penumpang

Skybridge Bogor–Paledang Resmi Dukung Mobilitas Penumpang

Daftar Isi
×


Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub bersama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) resmi meluncurkan skybridge Bogor–Paledang pada Sabtu, 28 Juni 2025. Fasilitas ini diharapkan meningkatkan konektivitas antarstasiun dengan sistem transportasi perkeretaapian yang aman, nyaman, dan berkelanjutan, khususnya bagi para pengguna KRL Bogor Line dan KA Pangrango.

Endang Setiawan, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Bandung, menyatakan peresmian skybridge ini merupakan tindak lanjut masa uji coba sebelumnya. Proses uji coba telah berjalan dalam minggu-minggu terakhir, memverifikasi kesiapan operasional serta meninjau animo masyarakat dalam menggunakan jalur penghubung antara Stasiun Bogor dan Bogor Paledang.

“Minggu lalu kami telah melakukan uji coba pengoperasian skybridge Bogor–Paledang ini, volume mobilitas penumpang yang berpindah dari Stasiun Bogor ke Stasiun Bogor Paledang ataupun sebaliknya ternyata terpantau cukup tinggi, hal ini tentu menunjukkan adanya kebutuhan nyata akan konektivitas yang lebih baik antarstasiun tersebut,” tutur Endang, Selasa (1/7/2025).

Kami mencatat data internal yang menggambarkan frekuensi penggunaan. “Berdasarkan data internal kami dalam kurun waktu 18 hingga 24 Juni 2025, tercatat rata – rata penumpang yang melintas menggunakan skybridge mencapai 1.500 hingga 2.500 penumpang perhari dengan total mencapai 11.416 penumpang.” Statistik ini menegaskan relevansi infrastruktur baru ini.

Tingginya animo masyarakat selama masa uji coba diartikan sebagai indikator positif. Kehadiran skybridge Bogor–Paledang diprediksi menjawab kebutuhan integrasi antarlayanan antara KRL Bogor Line dan Kereta Pangrango rute Bogor–Sukabumi. Harapannya, alur perjalanan penumpang menjadi lebih mulus tanpa harus berjalan jauh antar peron stasiun.

Endang menambahkan, peluncuran skybridge dibagi dua tahap. Tahap I sudah dimulai sejak 28 Juni 2025, sedangkan Tahap II dijadwalkan pada Agustus mendatang setelah mesin tap in/tap out resmi terpasang. Skema bertahap ini dirancang untuk memastikan setiap komponen berfungsi optimal sebelum penggunaan penuh.

Saat ini lift penghubung Stasiun Bogor dan skybridge belum bisa difungsikan. Instalasi mesin tapping masih dalam proses finalisasi. Demi menjaga keselamatan dan kelancaran akses, penumpang disarankan memanfaatkan eskalator yang tersedia, sembari petugas stasiun siap sedia membantu pengguna kursi roda, lansia, atau teman-teman difabel.

Endang mengimbau semua pihak berkontribusi menjaga keberlanjutan dan kebersihan skybridge ini. Penumpang diharapkan mematuhi aturan berlaku, seperti tidak merokok, tidak membuang sampah sembarangan, serta menghormati petugas. Kepatuhan ini penting untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan bersama, baik di area stasiun maupun di atas jembatan penghubung.

DJKA bersama PT KCI menegaskan komitmen menghadirkan layanan terintegrasi yang mendukung kemudahan mobilitas masyarakat. Kolaborasi ini sejalan dengan visi sistem perkeretaapian nasional yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Dukungan publik diharapkan terus menguat, agar pengembangan infrastruktur transportasi dapat berjalan sinergis.

“Kami tentunya berharap, masyarakat tidak hanya berperan sebagai pengguna, tetapi juga berperan secara aktif dalam berupaya untuk menjaga serta merawat fasilitas ini demi kepentingan dan kenyamanan kita bersama,” tutup Endang dengan harapan kuat bahwa partisipasi publik menjadi fondasi kesuksesan transformasi transportasi.

KAI Commuter selaku operator Commuter Line menyambut positif hadirnya skybridge. Menurut Joni Martinus, Corporate Secretary Vice President KAI Commuter, inovasi ini mendukung pengembangan konektivitas yang dibangun DJKA dan BTP Kelas I Bandung. Sinergi ini menunjukkan upaya bersama memperkuat ekosistem transportasi publik berkelanjutan di Jabodetabek.

“Kemudahan dan kenyamanan pengguna merupakan hal yang penting dalam membangun ekosistem transportasi publik yang berkelanjutan,” tutur Joni Martinus. Pernyataan ini menegaskan bahwa setiap langkah peningkatan infrastruktur harus berorientasi pada kebutuhan nyata penumpang, demi memastikan layanan kereta api efektif dan efisien.

Keterhubungan Stasiun Bogor sebagai ujung Commuter Line dan Stasiun Paledang sebagai titik awal KA Pangrango menciptakan nilai tambah signifikan. Skybridge memotong jarak tempuh antar platform, sehingga meminimalkan antrean dan kepadatan. Penumpang yang akan melanjutkan perjalanan merasakan kemudahan tanpa harus bergeser jauh.

Dengan rata-rata pengguna mencapai 120 ribu orang per hari, Stasiun Bogor tercatat sebagai salah satu stasiun tersibuk di Jabodetabek. Angka ini menunjukkan besarnya potensi mobilitas commuter di Bogor. Infrastruktur baru diharapkan membantu mengurai kepadatan sekaligus meningkatkan kepuasan penumpang.

“Dengan jumlah penumpang sebanyak itu, tentunya sangat memberikan kemudahan dan membantu penumpang yang akan berpindah dari Stasiun Bogor menuju Stasiun Paledang,” pungkas Joni Martinus. Harapan besar tertuju pada kelancaran operasional yang mampu menjawab tantangan padatnya lalu lintas penumpang harian.

Secara keseluruhan, skybridge Bogor–Paledang diharapkan menjadi solusi praktis untuk meningkatkan konektivitas antarstasiun. Proyek ini juga menjadi cerminan sinergi instansi pemerintah dan operator kereta, yang merespon kebutuhan mobilitas masyarakat. Bagi pengguna, integrasi ini berarti lebih sedikit waktu perjalanan dan pengalaman transportasi yang lebih nyaman.

Melangkah di atas sentuhan modern skybridge Bogor–Paledang, setiap langkah penumpang menyusuri jembatan bukan sekadar berpindah lokasi, melainkan menjejak harapan mobilitas masa depan. Semoga setiap ritme kereta dan detak kaki kita bergandeng harmonis, menapaki jalan baru untuk perjalanan yang lebih lancar dan menyenangkan.

0Komentar