TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Cibinong Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Bogor, Begini Rinciannya

Cibinong Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Bogor, Begini Rinciannya

Daftar Isi
×


Ketika kita bicara soal sampah di Kabupaten Bogor, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menyuguhkan fakta yang cukup mengejutkan. Setiap harinya, warga Kabupaten Bogor menghasilkan sekitar 2.766 ton sampah. Jumlah ini tentu bukan angka kecil, apalagi jika tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik.

Kabupaten Bogor sendiri punya 40 kecamatan, tapi tidak semuanya menyumbang sampah dalam jumlah yang sama. Pertanyaannya: kecamatan mana sih yang jadi "raja sampah" di Bogor? Jawabannya jelas—Cibinong. Kecamatan ini tercatat sebagai penyumbang sampah tertinggi di seluruh Kabupaten Bogor.

Menurut data, setiap hari Cibinong memproduksi sekitar 182 ton sampah. Mengingat statusnya sebagai ibu kota Pemerintahan Kabupaten Bogor, aktivitas di Cibinong memang jauh lebih sibuk dibanding kecamatan lain. Kepadatan penduduk serta geliat ekonominya membuat volume sampah ikut melonjak secara signifikan.

Aktivitas Padat, Sampah Meningkat

Cibinong bukan satu-satunya penyumbang besar. Di posisi kedua, ada Kecamatan Gunung Putri yang menghasilkan 147 ton sampah per hari. Disusul oleh Cileungsi dengan 137 ton, Bojong Gede dengan 135 ton, dan Citeureup yang ikut menyumbang 110 ton sampah harian. Semua wilayah ini dikenal punya kawasan industri, permukiman padat, hingga pusat perbelanjaan.

Masalahnya, volume sampah sebesar itu nggak cuma menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Banyak yang berakhir nyangkut di saluran air, sungai, dan got-got permukiman. Tak heran kalau banjir kerap jadi cerita rutin di musim hujan. “Banjir juga disebabkan, tersumbatnya saluran air oleh sampah yang membuat aliran di sungai sekitar permukiman warga meluap.”

Fakta ini jadi alarm keras bahwa pengelolaan sampah di Kabupaten Bogor perlu ditingkatkan—dan bukan cuma tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat secara kolektif.

Masih dari data yang sama, Sukaraja tercatat memproduksi 101 ton sampah per hari. Kemudian ada Ciampea dengan 87 ton, Pamijahan sebanyak 83 ton, serta Ciomas dengan 80 ton. Sementara di posisi ke-10, Rumpin menyumbang 78 ton sampah setiap harinya.

Perlu Aksi Serius, Bukan Cuma Data

Dari 10 besar penyumbang sampah itu saja sudah terlihat betapa seriusnya persoalan lingkungan yang dihadapi Kabupaten Bogor. Tiap kecamatan punya ciri khasnya sendiri, tapi masalah sampah jadi benang merah yang menyatukan semuanya. Mulai dari perumahan elit, kawasan padat penduduk, sampai area industri.

Menurut sejumlah pemerhati lingkungan, salah satu solusi jangka panjang yang bisa dilakukan adalah edukasi pemilahan sampah dari rumah. Banyak warga yang masih menganggap semua jenis sampah sama, padahal memisahkan organik dan anorganik bisa membantu mempercepat proses daur ulang.

Tak cuma itu, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai juga masuk ke daftar solusi penting. Langkah kecil seperti membawa tas belanja sendiri atau menggunakan wadah makanan non-plastik bisa berdampak besar dalam jangka panjang. Edukasi semacam ini bisa dimulai dari sekolah, komunitas warga, hingga kampanye digital di media sosial.

Dalam konteks yang lebih luas, pertumbuhan penduduk dan meningkatnya aktivitas ekonomi memang bikin jumlah sampah makin naik setiap tahun. Kalau nggak ditangani sekarang, beban lingkungan bisa makin berat di masa depan.

“Jika tak dicegah, beban lingkungan akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi di Kabupaten Bogor.”

Pemerintah daerah juga disarankan untuk memperluas kerja sama dengan sektor swasta, terutama di bidang pengolahan limbah dan inovasi daur ulang. Banyak startup lokal maupun industri kreatif yang bergerak di bidang pengelolaan sampah dan bisa menjadi mitra strategis.

Bayangkan jika Cibinong yang menghasilkan 182 ton sampah per hari bisa menekan setidaknya 30% saja melalui pemilahan dan daur ulang. Itu berarti ada puluhan ton sampah yang tak perlu lagi dikirim ke TPA atau mengotori lingkungan sekitar.

Sementara itu, peran RT/RW serta komunitas lokal juga tak bisa dianggap sepele. Mereka adalah garda terdepan dalam membentuk kebiasaan baru di masyarakat soal pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Untuk sekarang, mungkin angka 2.766 ton per hari itu masih terasa sebagai "sekadar data". Tapi kalau kita mau bergerak bareng-bareng, angka itu bisa berubah. Dari yang semula jadi masalah, jadi peluang untuk menciptakan Kabupaten Bogor yang lebih bersih dan berkelanjutan.

0Komentar