Gempa bumi magnitudo 4,0 yang mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu (20/09/2025) masih menyisakan rasa waswas bagi warga Bogor. Sebanyak 285 warga Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang dan Desa Purwabakti Kecamatan Pamijahan memilih tetap bertahan di tenda darurat demi rasa aman, meski rumah mereka belum sepenuhnya rusak.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, menjelaskan bahwa di Desa Purasari terdapat 253 jiwa atau 96 KK, sedangkan di Desa Purwabakti masih ada 32 jiwa atau 10 KK yang belum kembali ke rumah. Kehati-hatian warga jadi alasan utama mereka memilih tinggal di tenda sementara.
Kondisi Warga Masih Siaga
“Untuk di Desa Purwabakti semula tercatat sebanyak 226 jiwa yang tinggal di tenda, namun semalam kembali pulang sebanyak 194 jiwa. Jadi tersisa 32 jiwa,” ujar Adam, Senin (22/09/2025). Penurunan jumlah pengungsi ini jadi tanda bahwa sebagian warga mulai merasa lebih tenang, meski masih waspada.
Adam menambahkan, keputusan warga untuk tetap bertahan di tenda bukan tanpa alasan. Rentetan gempa membuat mereka merasa lebih aman berada di luar rumah. “Kami memahami kekhawatiran masyarakat. Lebih baik waspada heula (waspada dulu) daripada memaksakan diri,” kata Adam menegaskan sikap hati-hati warganya.
Rumah Rusak Ringan, Pendataan Terus Berjalan
Menurut laporan awal, sejumlah rumah dilaporkan mengalami kerusakan. Namun, data lengkap terkait bangunan yang terdampak masih menunggu hasil pendataan tim lapangan. “Laporan awal rata-rata bangunan rusak ringan. Kami masih menunggu data,” ujarnya. Proses pendataan ini penting agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
Warga berharap bantuan logistik tetap mengalir selama mereka berada di tenda. Masyarakat juga saling membantu, menunjukkan nilai gotong royong yang kental. “Saling silih asah, silih asih, silih asuh jadi pegangan kami,” ucap salah satu warga, menekankan pentingnya solidaritas dalam situasi darurat.
Meski suasana di tenda terasa lebih aman, harapan untuk segera kembali ke rumah tetap kuat. Semangat warga Bogor yang tetap tegar menghadapi bencana ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal dan rasa kebersamaan bisa jadi tameng kuat. Dari tenda sederhana, mereka menunjukkan bahwa kekuatan hati jauh lebih besar daripada getaran bumi.
0Komentar