TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Demo Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor 1 September 2025: Rute, Peserta, dan Agenda Aksi Damai

Demo Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor 1 September 2025: Rute, Peserta, dan Agenda Aksi Damai

Daftar Isi
×


Sebuah informasi beredar di WhatsApp Group mengenai rencana demonstrasi lanjutan yang akan berlangsung di Kota Bogor pada Senin, 1 September 2025. Kabar tersebut menyebutkan bahwa aksi akan digelar oleh mahasiswa Universitas Pakuan Bogor dengan tema utama "Reformasi Birokrasi" sebagai semangat perjuangan mereka dalam menyuarakan aspirasi.

Informasi ini muncul setelah mahasiswa Universitas Pakuan Bogor mengadakan rapat teknis lapangan atau teklap pada Sabtu, 30 Agustus 2025, sekitar pukul 15.00 WIB. Dalam rapat tersebut, mahasiswa membicarakan strategi aksi damai, rute long march, serta koordinasi internal agar pelaksanaan berjalan tertib sesuai rencana.

Rapat teknis ini menjadi penanda keseriusan mahasiswa dalam mengatur setiap detail aksi. Mulai dari titik kumpul, jalur yang akan ditempuh, hingga perkiraan waktu tempuh. Dengan terencana, mereka berharap suara mahasiswa bisa tersampaikan tanpa menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat.

Rute Long March Mahasiswa Pakuan Bogor

Hasil rapat mengungkapkan bahwa mahasiswa akan melakukan long march dengan start dari Kampus Universitas Pakuan Bogor menuju kawasan Lippo Plaza, tepatnya di lampu merah dekat Rumah Sakit Siloam. Rute yang diambil cukup strategis karena melewati titik-titik ikonik di Kota Bogor.

Jalur tersebut akan dimulai dari Kampus Universitas Pakuan Bogor, melewati Halte Cidangngiang, kemudian menuju Tugu Kujang, dan berakhir di titik lampu merah Lippo Plaza. Rute ini dipilih dengan pertimbangan lokasi yang ramai sehingga aspirasi mahasiswa bisa lebih terdengar luas.

Para mahasiswa percaya bahwa melewati jalur tersebut akan memberikan dampak simbolis. Tugu Kujang, misalnya, dianggap sebagai ikon perlawanan dan identitas Kota Bogor. Sementara Lippo Plaza sebagai titik akhir dipilih karena ramai, sehingga suara aksi diyakini lebih efektif menyentuh publik.

Kolaborasi Berbagai Kelompok dalam Aksi

Aksi damai mahasiswa Universitas Pakuan Bogor ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, melainkan juga berbagai elemen masyarakat. Berdasarkan informasi yang beredar, demonstrasi akan diikuti pelajar sekolah, komunitas anarko, hingga organisasi masyarakat sipil yang memiliki visi serupa dalam memperjuangkan keadilan sosial.

Beberapa kelompok yang disebutkan dalam informasi itu antara lain Kelompok Anarko Bogor Calling, Pasar Gratis Bogor, Paramedis Jalanan, Ultras Fc Rainfall, Masyarakat Sipil Melawan, hingga Komunitas Driver Ojek Online. Semua pihak disebut siap turun bersama mahasiswa dalam agenda aksi damai ini.

Dalam catatan yang beredar, estimasi massa mencapai sekitar 100 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 orang berasal dari kalangan mahasiswa Universitas Pakuan Bogor, sementara sisanya sekitar 20 orang disebut-sebut merupakan anggota kelompok anarko yang turut mendukung aksi.

Partisipasi beragam elemen masyarakat ini menunjukkan bahwa isu reformasi birokrasi bukan hanya menjadi perhatian mahasiswa, tetapi juga kelompok sipil yang lebih luas. Kehadiran mereka menambah warna serta memperluas gaung aspirasi yang ingin disampaikan dalam aksi tersebut.

Meski demikian, informasi tentang keterlibatan kelompok anarko tentu menimbulkan beragam tanggapan di masyarakat. Ada pihak yang menilai kehadiran mereka bisa memperkuat gerakan, sementara sebagian lain khawatir aksi damai bisa berpotensi terganggu jika terjadi provokasi di lapangan.

Pihak mahasiswa sendiri menekankan bahwa tujuan utama aksi ini adalah menjaga semangat damai. Mereka berharap semua pihak yang bergabung memahami batasan serta menjaga kondusivitas agar tidak ada kericuhan yang merusak tujuan besar gerakan reformasi birokrasi yang mereka usung.

Aksi dijadwalkan dimulai pada pukul 11.00 WIB. Waktu tersebut dipilih agar para peserta bisa berkumpul lebih dulu di kampus, melakukan koordinasi, dan bersiap sebelum akhirnya melakukan long march menuju titik akhir. Penjadwalan yang jelas menjadi kunci menjaga kedisiplinan jalannya aksi.

Selain itu, penentuan waktu di tengah hari juga dinilai strategis karena lalu lintas masyarakat sedang ramai. Dengan begitu, aspirasi mahasiswa akan lebih mudah terdengar dan mendapat perhatian publik maupun media yang meliput jalannya demonstrasi.

Kabar mengenai aksi ini telah memicu beragam reaksi di masyarakat Kota Bogor. Ada yang mendukung langkah mahasiswa sebagai bagian dari hak demokrasi, namun ada juga yang khawatir dengan potensi gangguan lalu lintas atau ketertiban umum selama aksi berlangsung.

Di sisi lain, aksi ini menjadi refleksi atas semangat mahasiswa yang terus hidup sejak era reformasi 1998. Mereka tidak hanya menyuarakan tuntutan untuk diri sendiri, melainkan juga mencoba membawa aspirasi masyarakat luas mengenai pentingnya perubahan birokrasi agar lebih transparan dan akuntabel.

Menariknya, rencana demonstrasi ini kembali menghidupkan diskursus tentang peran mahasiswa di ruang publik. Mereka tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan sosial. Dengan begitu, kampus tidak lagi hanya ruang akademik, tetapi juga tempat lahirnya kesadaran politik.

Sejumlah pihak menilai bahwa aksi semacam ini bisa menjadi pengingat bagi pemerintah bahwa generasi muda masih peduli terhadap jalannya roda birokrasi. Apalagi, mereka menggunakan cara damai dan terkoordinasi, sehingga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Bagi sebagian mahasiswa, aksi ini juga menjadi ruang latihan kepemimpinan, solidaritas, serta kemampuan mengelola massa. Pengalaman seperti ini diyakini akan membentuk karakter generasi muda yang kritis, berani bersuara, dan tetap berlandaskan pada sikap damai.

Aksi damai mahasiswa Universitas Pakuan Bogor dengan tema "Reformasi Birokrasi" pun menjadi sorotan. Bukan hanya karena jumlah pesertanya, tetapi juga karena keberanian mereka untuk menyuarakan perubahan di tengah dinamika sosial politik yang semakin kompleks. 

0Komentar