TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Kereta Gantung Puncak Bogor: Solusi Transportasi Modern dan Pariwisata Berkelanjutan

Kereta Gantung Puncak Bogor: Solusi Transportasi Modern dan Pariwisata Berkelanjutan

Daftar Isi
×


Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kini serius merancang pembangunan Suspended String Light Rail Transport (SSLRT) atau kereta gantung di kawasan wisata Puncak. Proyek ini bukan sekadar mimpi, melainkan strategi besar untuk menghadirkan transportasi modern yang efisien, ramah lingkungan, dan tentu saja nyaman bagi wisatawan maupun masyarakat lokal.

Bupati Bogor Rudy Susmanto memaparkan rencana tersebut dalam rapat ekspose di Pendopo Bupati, Cibinong, Selasa (9/9/2025). Ia menekankan bahwa pembangunan ini merupakan momentum penting bagi Kabupaten Bogor untuk menata kembali wajah transportasi, khususnya di Puncak, yang selama ini dikenal rawan macet dan padat pengunjung.

Menurut Rudy, kawasan Puncak kerap menghadapi persoalan klasik: kemacetan panjang setiap akhir pekan dan musim liburan. Kondisi geografis berbukit serta tingginya volume kendaraan membuat jalur darat sulit diandalkan. Karena itu, transportasi udara dinilai paling cocok untuk menjawab kebutuhan wisatawan dan warga sekaligus.

“Ekspose ini merupakan awal dalam menghadirkan solusi transportasi modern, efisien, dan ramah lingkungan untuk masyarakat dan wisatawan Kabupaten Bogor,” ujar Rudy. Pernyataan ini menegaskan bahwa kereta gantung bukan hanya simbol prestise, melainkan kebutuhan mendesak agar Puncak tetap nyaman sebagai destinasi wisata unggulan.

Solusi Kemacetan dan Penggerak Ekonomi

Dengan hadirnya kereta gantung, Pemkab Bogor berharap beban lalu lintas darat bisa berkurang signifikan. Wisatawan nantinya dapat menikmati perjalanan udara yang lancar, tanpa perlu membuang waktu terjebak macet. Efek positifnya bukan hanya kenyamanan, tetapi juga perputaran ekonomi lokal yang kian cepat.

Bayangkan, pedagang kecil hingga hotel di kawasan Puncak akan diuntungkan karena wisatawan punya lebih banyak waktu menikmati liburan, bukan habis di perjalanan. Dengan demikian, pembangunan ini bukan sekadar proyek transportasi, tapi juga penggerak roda ekonomi masyarakat sekitar.

Selain aspek lalu lintas, Rudy menegaskan bahwa kereta gantung dapat menjadi wajah baru wisata ramah lingkungan. Puncak yang selama ini mengandalkan wisata alam akan semakin kuat identitasnya sebagai destinasi modern, hijau, sekaligus berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tren wisata global yang semakin mengutamakan sustainability.

Tak hanya itu, wisatawan juga bakal disuguhkan panorama indah Puncak dari udara. Bagi sebagian orang, pengalaman menaiki kereta gantung bisa menjadi daya tarik tersendiri, bahkan lebih berkesan ketimbang sekadar menginap di vila atau menikmati kuliner khas daerah pegunungan.

Pemkab Bogor sendiri sudah beberapa kali melontarkan ide transportasi massal di kawasan Puncak. Pada 2024, sempat diajukan konsep kerja sama Business to Business (B2B) dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Meski belum terealisasi, tahun ini tampaknya keseriusan Pemkab semakin nyata.

Rencana Jalur Enam Stasiun

Dalam rancangan terbaru, jalur kereta gantung akan memiliki enam stasiun pemberhentian strategis. Titiknya meliputi area parkir bus Gunung Mas, perluasan rest area Gunung Mas, Pakis Hill, Pinus Forest, Bukit Sumbul, hingga Puncak Pass yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Setiap stasiun dirancang agar wisatawan bisa singgah sekaligus menikmati destinasi sekitar.

Rute ini akan menghadirkan pengalaman berbeda. Wisatawan dapat melayang di udara sambil memandang hijau perbukitan, hutan pinus, hingga kebun teh yang terbentang luas. Pemandangan dari ketinggian ini diyakini bisa menjadi magnet baru, terutama bagi generasi muda yang gemar berburu konten foto maupun video di media sosial.

Dengan konsep enam stasiun, kereta gantung bukan hanya alat transportasi, tapi juga wahana wisata itu sendiri. Setiap pemberhentian bisa menjadi destinasi mini yang memperpanjang waktu tinggal wisatawan di kawasan Puncak, dan otomatis memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.

Pemkab Bogor menargetkan proyek ini dapat menarik minat investor swasta maupun dukungan dari pemerintah pusat. Keterlibatan sektor swasta dianggap penting untuk mempercepat pembangunan sekaligus memastikan standar pelayanan modern yang bisa bersaing dengan destinasi internasional.

Di sisi lain, masyarakat diharapkan mendukung rencana ini karena manfaatnya akan dirasakan bersama. Mulai dari pengurangan polusi udara akibat berkurangnya kendaraan pribadi hingga peningkatan kualitas hidup warga lokal yang lebih nyaman dalam beraktivitas.

Kereta gantung juga berpotensi menjadi ikon baru Kabupaten Bogor. Jika selama ini orang hanya mengenal Taman Safari, kebun teh, atau vila-vila megah, ke depan Puncak bisa dikenal sebagai kawasan wisata dengan transportasi udara paling modern di Indonesia.

Tak sedikit pula pengamat transportasi menilai proyek SSLRT ini bisa menjadi percontohan bagi daerah wisata lain. Bali, Bandung, atau kawasan Danau Toba misalnya, bisa mengadaptasi konsep serupa jika proyek ini terbukti berhasil menekan kemacetan sekaligus meningkatkan daya tarik wisata.

Tentu saja, tantangan tetap ada, mulai dari pembebasan lahan hingga integrasi dengan transportasi darat yang sudah ada. Namun, dengan manajemen yang tepat, optimisme masyarakat dan pemerintah bisa menjadi energi positif untuk mewujudkan rencana besar ini.

Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Bupati Rudy Susmanto menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan studi kelayakan, koordinasi lintas lembaga, hingga pembahasan teknis yang lebih detail. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pembangunan bisa segera masuk tahap konstruksi dalam beberapa tahun mendatang.

Proyek kereta gantung Puncak adalah bukti nyata bahwa inovasi transportasi bisa menjadi solusi konkrit atas persoalan klasik. Lebih dari sekadar mengurangi macet, proyek ini mencerminkan visi jangka panjang Bogor sebagai daerah wisata modern yang hijau, ramah, dan mengutamakan kenyamanan pengunjung.

0Komentar