TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Polisi Bogor Tangkap Dua Kakek Predator Anak: Kasus Pencabulan di Ciampea Hebohkan Warga

Polisi Bogor Tangkap Dua Kakek Predator Anak: Kasus Pencabulan di Ciampea Hebohkan Warga

Daftar Isi
×


Dua kakek renta, WS (65) dan MR (68), akhirnya dibekuk Polres Bogor atas dugaan pencabulan dua bocah di Ciampea, Kab. Bogor, Jabar. Kasus ini bikin geleng-geleng kepala, bro, soalnya pelaku justru tetangga deket yang seharusnya jadi panutan. Pengungkapan ini jadi pelajaran keras soal keamanan anak di lingkungan kampung kita.

Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara, blak-blakan saat konferensi pers di Mapolres Cibinong, Minggu lalu. Kedua pelaku ditangkap di gubuk masing-masing pada Sabtu (20/9). "Ada dua laporan polisi dengan korban yang berbeda dan masing-masing pelaku juga berbeda. Laporan ini menjadi dasar kami melakukan penyelidikan hingga penangkapan," ujar Teguh.

Kasus Bocah Trauma: Dari Laporan Hingga Visum Cepat

Awal mula? Orang tua korban lapor pada 11 Agustus 2025. Peristiwa tragis ini kejadian Juli lalu, sekitar jam 10 pagi. Dua bocah, AQ (8) dan AZ (10), lagi asyik main di kebun deket rumah. Tiba-tiba WS muncul, lagi berkebun, lalu ngajak mereka dengan umpan duit Rp5.000. Cing cang banget modusnya, tapi anak-anak mana paham risiko.

Setelah pegang recehan itu, bocah-bocah dibawa ke saung tersembunyi di kebun. "Di tempat itulah korban diarahkan oleh para tersangka untuk melakukan perbuatan cabul, bahkan tubuh korban juga diraba oleh pelaku. Perbuatan dilakukan bersamaan," ujarnya. AQ cerita ke bibi, yang langsung lapor ke orang tua. Dari situ, laporan resmi masuk Polres.

"Laporan resmi kami terima 11 Agustus, dan sejak itu proses penyelidikan kami jalankan," kata Teguh. Tanggal 12 Agustus, Unit PPA Satreskrim bareng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak dampingi korban visum di RSUD Cibinong. Total tujuh saksi diperiksa, plus pendampingan psikologis. Pemeriksaan jiwa digelar 27 Agustus, hasil visum dan psikiatrum keluar 17 September—dasar kuat naik status kasus.

Motif Gila dan Pendampingan Korban: Trauma yang Butuh Waktu

Pada 18 September, penyidik gelar perkara dan tetapkan WS-MR sebagai tersangka. Penangkapan 20 September, usai mediasi gagal lewat aparat kecamatan. Polisi lagi gali kemungkinan korban lain. "Kami akan melakukan pemeriksaan tambahan kepada pihak keluarga dan lingkungan sekitar korban untuk memastikan apakah ada anak lain yang menjadi korban," kata Teguh.

Dari keterangan awal, salah satu pelaku ngaku cuma pengen tes 'fungsi' alat kelaminnya—motif absurd yang bikin muak. "Yang bersangkutan mengatakan ingin mengetahui apakah alat kelaminnya masih bisa berfungsi atau tidak. Itu yang ia sampaikan kepada penyidik," ungkap Teguh. Sementara DP3AP2KB Bogor dampingi korban intensif. Kabid Irna Yulistina bilang, bocah-bocah ini trauma berat: stres akut, takut lewat lokasi kejadian, bahkan phobia pria.

“Hasil asesmen psikologis menunjukkan korban mengalami stres akut, trauma ketika melewati lokasi kejadian, serta ketakutan bila bertemu dengan laki-laki,” katanya. Irna janji dampingan lanjut sampai pulih total. "Masing-masing anak memiliki daya tahan mental berbeda. Kami akan terus dampingi sampai mereka benar-benar kembali normal," tambahnya.

0Komentar