Momen haru terjadi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, ketika Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau akrab disapa Ara menyerahkan rumah subsidi gratis bagi keluarga almarhum Affan Kurniawan. Penyerahan ini berlangsung Senin (1/9/2025), disaksikan juga oleh Tito dan Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari.
Affan adalah seorang pengemudi ojek online (ojol) yang tewas tragis saat terlibat dalam situasi ricuh di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis malam (28/8/2025). Ia meninggal dunia setelah dilindas mobil taktis (rantis) Barracuda milik Brimob Polri ketika demonstrasi sedang berlangsung.
Ara Jalankan Amanat Presiden
Menurut Ara, penyerahan rumah ini bukan sekadar bentuk bantuan, melainkan wujud kehadiran negara terhadap warganya yang tengah berduka. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan hunian layak bagi keluarga Affan secepat mungkin.
"Terima kasih kepada semua yang telah membantu, Pak Mendagri, Bank BTN, Tapera, dan pengembang," kata Ara dalam siaran pers, Selasa (2/9/2025). Ara menambahkan, perhatian penuh dari berbagai pihak membuat proses penyerahan rumah ini berjalan dengan cepat dan lancar.
Dalam kesempatan itu, Ara juga menyampaikan informasi yang ia dapat dari Erlina, ibunda Affan. Ternyata sebelum meninggal, Affan sedang menabung demi satu tujuan mulia, yakni membelikan ibunya sebuah rumah. "Di hari ini salam hormat dari Presiden Prabowo untuk bapak, ibu, kakak, dan adik dari keluarga almarhum," ujar Ara dengan penuh empati.
Rumah Impian yang Terwujud
Rumah yang diberikan kepada keluarga Affan terletak di kawasan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Bogor. Hunian subsidi gratis tersebut berukuran tipe 30/60 dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dan dapur. Sebelum serah terima resmi, Ara sempat memastikan kecocokan rumah dengan keluarga almarhum.
Hasilnya, ibunda Affan dan anggota keluarga lainnya menyatakan rasa cocok dengan rumah tersebut. Hunian sederhana namun layak ini diharapkan dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman sekaligus simbol bahwa cita-cita almarhum tidak hilang begitu saja meski ia sudah tiada. Bagi keluarga, rumah ini jelas menjadi warisan emosional yang sangat berharga.
Tito yang turut hadir dalam prosesi tersebut menegaskan bahwa perhatian pemerintah bukan sekadar formalitas. Ia menyampaikan pesan dari Presiden bahwa penugasan ini adalah bentuk penghormatan pada cita-cita Affan. "Presiden sudah menugaskan kepada Bapak Menteri Perumahan untuk menyiapkan rumah, karena cita-cita almarhum menyediakan rumah bagi orang tuanya," kata Tito.
Tito menambahkan, "Ini memang tidak bisa menggantikan alm, namun setidaknya diharapkan dapat membantu cita-cita almarhum untuk membelikan rumah bagi kedua orang tua." Ucapan itu membuat suasana penyerahan semakin penuh rasa haru, karena mimpi yang pernah ditanam Affan kini diwujudkan negara.
Tragedi yang Mengguncang Publik
Kisah meninggalnya Affan bukan sekadar berita duka biasa, melainkan tragedi yang mengundang perhatian publik. Driver ojol ini dilaporkan tewas setelah dilindas kendaraan taktis milik satuan Brimob. Kejadian tersebut bahkan terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian tersebar luas di media sosial, memunculkan gelombang simpati sekaligus kemarahan warganet.
Jenazah Affan disemayamkan di rumah duka, Jalan Cepu III, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). Banyak rekan sesama pengemudi ojol datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Mereka menilai Affan adalah sosok pekerja keras yang memiliki cita-cita sederhana namun penuh makna, yakni ingin membahagiakan keluarganya.
Dukungan Sosial yang Terus Mengalir
Kasus tragis ini memang menyisakan luka, tetapi di sisi lain juga memperlihatkan kuatnya solidaritas sosial. Kehadiran pemerintah yang memberikan rumah menjadi bukti nyata bahwa duka masyarakat tidak selalu harus dipikul sendiri. Dukungan dari komunitas ojol, warganet, hingga pejabat negara menunjukkan bahwa kisah Affan meninggalkan jejak yang mendalam.
Ara menyebut penyerahan rumah ini hanyalah langkah awal. Ia berharap kisah Affan menjadi pengingat agar semua pihak terus memperhatikan kesejahteraan masyarakat kecil, terutama mereka yang bekerja keras di jalanan. Pemerintah, kata Ara, akan terus mencari cara agar cita-cita rakyat sederhana bisa diwujudkan.
Peristiwa ini memang bermula dari tragedi, namun akhirnya melahirkan kisah tentang kepedulian dan solidaritas. Dari jalanan yang penuh gejolak, lahir sebuah harapan baru dalam wujud rumah sederhana bagi keluarga Affan. Meski Affan sudah tiada, semangatnya untuk membahagiakan orang tua kini hidup di dinding rumah barunya. Sebuah cerita kehilangan yang akhirnya menemukan makna pengganti: cinta yang abadi.
0Komentar