Seorang anggota polisi menjadi korban pembacokan brutal oleh sekelompok pemuda di Kota Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (5/10/2025) dini hari. Aksi yang terjadi di tengah suasana sunyi itu sontak bikin warga sekitar kaget, sababna (soalnya) kejadian berlangsung cepat dan tak terduga.
Korban diketahui bernama Bripda Muhammad Fazril Anugrah, anggota polisi yang berdinas di Pusdik Reserse Megamendung. Ia mengalami luka cukup parah di lengan kanannya akibat serangan celurit dari kelompok pemuda yang berjumlah lima orang. Peristiwa ini pun jadi sorotan publik Kota Hujan.
Kapolsek Bogor Utara, AKP Enjo Sutarjo, menceritakan kronologi kejadiannya. Saat itu korban sedang melintas di Jalan Arzimar II, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara. “Namun para pelaku justru tersinggung dan salah satu di antaranya langsung membacok korban,” kata Enjo, Senin (6/10/2025).
Polisi Luka Parah, Warga Kaget
Insiden berdarah itu bermula ketika Bripda Fazril melihat sekelompok pemuda mengacungkan celurit di pinggir jalan. Dengan naluri seorang aparat, ia pun menegur dan menanyakan maksud mereka. Tapi, bukannya menjawab dengan baik, para pelaku malah tersinggung dan menyerang korban tanpa ampun.
Akibatnya, Bripda Fazril harus menerima 50 jahitan di tangan kanannya setelah mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Polisi yang menerima laporan kejadian tersebut langsung gercep—gerak cepat—memburu para pelaku. Tak butuh waktu lama, dua orang berhasil diamankan, salah satunya berinisial MR (22).
“Dua pelaku sudah ditangkap. Salah satunya MR pelaku utama yang membacok korban,” jelas Enjo dengan tegas. Sementara itu, tiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran dan sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) oleh Polresta Bogor Kota.
Geng Motor Janjian Tawuran
Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa para pelaku bukan sekadar pemuda biasa. Mereka merupakan anggota geng motor bernama Mongol Street, yang diketahui sedang janjian untuk tawuran dengan kelompok Tanjakan Street. Dunia malam di Bogor memang belakangan ini ramai oleh ulah geng seperti ini—bikin resah warga jeung aparat.
“Mereka biasa janjian lewat media sosial untuk melakukan tawuran. Suka nantang-nantang di medsos, terus janjian,” pungkas Enjo. Fenomena tawuran yang diatur lewat media sosial ini menjadi ironi baru di tengah upaya polisi menekan angka kejahatan remaja di perkotaan.
Polisi kini terus mengembangkan kasus tersebut. Dugaan sementara, geng Mongol Street punya jaringan dengan beberapa kelompok serupa di wilayah Bogor Raya. Beberapa postingan di media sosial juga memperlihatkan simbol dan seruan ajakan tawuran yang diunggah oleh akun anonim.
Di sisi lain, Bripda Fazril yang kini masih menjalani perawatan dikabarkan mulai membaik. Dukungan dan doa datang dari berbagai pihak, termasuk rekan sejawat dan masyarakat sekitar. Keberaniannya dianggap sebagai bentuk pengabdian sejati seorang aparat, meski harus terluka di medan jalanan.
Kapolresta Bogor Kota mengimbau masyarakat agar lebih waspada bila melihat kelompok pemuda nongkrong dengan membawa senjata tajam. “Segera laporkan kepada pihak berwajib jika melihat hal mencurigakan,” pesan Enjo lagi.
Fenomena geng motor di Bogor ini sebenarnya bukan hal baru. Beberapa tahun terakhir, bentrok antarkelompok sering terjadi di wilayah utara dan timur kota. Pemerintah dan kepolisian sudah gencar melakukan patroli malam, namun masih ada saja oknum yang ngeyel dan mencari sensasi lewat kekerasan.
Kini, polisi berjanji akan memperketat patroli di titik rawan seperti Tegal Gundil, Cimahpar, dan Tanah Baru. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku kejahatan jalanan,” ujar seorang petugas dengan nada tegas.
0Komentar