Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor semakin serius mempercepat pembebasan lahan di wilayah barat. Langkah ini jadi kunci untuk membuka akses infrastruktur baru dan memperkuat konektivitas antarwilayah. Rapat koordinasi yang digelar di Cibinong, Senin (20/10), dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi, yang akrab disapa Jaro Ade.
Dalam rapat itu, Ade menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat agar program pembangunan berjalan cepat dan tepat sasaran. Salah satu proyek prioritas adalah pembangunan jalan alternatif Cigudeg–Rumpin yang terhubung langsung dengan jalur tol.
“Pemerintah daerah mengapresiasi para pengusaha dan masyarakat yang tetap berkomitmen mendukung kebijakan pembangunan daerah,” ujar Ade Ruhandi. Ia menekankan, sinergi seperti ini bukan sekadar formalitas, tapi bentuk nyata dari semangat gotong royong membangun Bogor Barat.
Sinergi Pemerintah dan Swasta: Lahan Dihibahkan untuk Akses Jalan
Menariknya, sejumlah pihak swasta turut menunjukkan dukungan kuat terhadap program ini. Musika misalnya, rela menghibahkan hampir satu hektare lahan di Desa Cipinang. Sementara Wiranto Group juga siap memberikan sekitar 3,5 hektare lahan untuk pembangunan jalan strategis.
Langkah ini jadi contoh bahwa sektor swasta bisa berperan besar dalam pembangunan daerah, bukan hanya lewat investasi, tapi juga lewat kontribusi sosial. Ade menyebut tindakan itu sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang patut diapresiasi.
“Tindakan ini mencerminkan sinergi positif antara pemerintah dan dunia usaha,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa Pemkab Bogor sedang menghitung kebutuhan anggaran 2026 untuk melanjutkan proyek jalan tambang dan akses umum lain di wilayah barat.
Fokus Infrastruktur 2026–2027: Bogor Barat Siap Melaju
Dari sisi perencanaan, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Suryanto Putra, menjelaskan bahwa beberapa ruas jalan strategis tengah disiapkan untuk memperlancar mobilitas warga sekaligus mendukung distribusi logistik dan hasil tambang.
“Mudah-mudahan tahun 2026 sudah bisa teranggarkan dan terbangun untuk dua segmen pertama, sementara segmen berikutnya diharapkan terealisasi pada 2027,” jelas Suryanto. Ia menyebutkan bahwa Pemkab juga menyiapkan kajian teknis agar setiap proyek bisa selesai tepat waktu dan sesuai standar keselamatan jalan.
Menurutnya, sepanjang tahun 2025 saja sudah ada 13 ruas jalan yang tengah dibangun di wilayah Bogor Barat. Proyek-proyek ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat daya saing kawasan barat Bogor sebagai sentra industri dan pertambangan.
Pemerintah juga berencana menata jalur tambang agar tak lagi merusak jalan umum dan menimbulkan kemacetan. Dengan infrastruktur yang tertata, roda ekonomi wilayah barat — dari Parung Panjang hingga Cigudeg — bisa berputar lebih cepat dan efisien.
Ade Ruhandi menutup rapat dengan semangat khas Bogor: “Ulah ukur nyarita, kudu aya bukti nyata.” (Jangan cuma bicara, harus ada bukti nyata.) Sebuah pesan sederhana tapi kuat, menggambarkan niat Pemkab Bogor untuk benar-benar menuntaskan proyek strategis tanpa banyak basa-basi.
Jika semua rencana ini berjalan mulus, 2026 bisa jadi titik balik bagi Bogor Barat — dari wilayah tambang yang sempit aksesnya, menjadi kawasan strategis dengan konektivitas yang ngabret alias melesat cepat.

0Komentar