TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Program Asuransi Pedagang Pasar Bogor, Bukti Nyata Perlindungan UMKM

Program Asuransi Pedagang Pasar Bogor, Bukti Nyata Perlindungan UMKM

Daftar Isi
×


Langkah Pemerintah Kota Bogor ini patut diapresiasi. Sekitar 8.000 pedagang pasar di Kota Bogor, Jawa Barat, bakal memperoleh perlindungan finansial melalui program asuransi kios. Program ini digagas demi melindungi pedagang dari risiko kerusakan akibat bencana seperti kebakaran atau puting beliung yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

Dengan premi hanya Rp 40.000 per tahun, para pedagang dapat menikmati manfaat asuransi hingga Rp 5.000.000. Menurut Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, kebijakan ini menjadi bentuk keberpihakan nyata terhadap sektor UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.

Kolaborasi Cerdas Pemerintah dan Swasta

Jenal menegaskan bahwa kerja sama ini dilakukan antara Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) dan PT BRI Asuransi Indonesia (BRINS). Ia berharap langkah ini menjadi pelindung sekaligus penyemangat baru bagi para pedagang pasar yang selama ini berjuang menghadapi risiko usaha.

"Kerja sama ini dilakukan bertujuan untuk memberikan perlindungan asuransi bagi para pedagang yang berjualan di seluruh pasar wilayah Kota Bogor," ungkap Jenal, Selasa (14/10/2025).

Program tersebut baru disosialisasikan secara simbolis kepada beberapa pedagang, namun pemerintah akan menggandeng paguyuban untuk memperluas pemahaman soal manfaat asuransi ini. Menurut Jenal, ke depan setiap pedagang diharapkan sadar akan pentingnya mitigasi risiko, bukan hanya mengandalkan keberuntungan semata.

"Ini baru simbolis dengan beberapa pedagang, nantinya para paguyuban akan membantu mensosialisasikan manfaat asuransi ini," sambungnya.

Pasar sebagai Ruang Interaksi dan Harapan Baru

Tak hanya fokus pada perlindungan aset, Pemkot Bogor juga ingin menghidupkan kembali semangat pasar rakyat. Jenal mendorong Perumda PPJ agar terus menciptakan pasar yang lebih interaktif, modern, dan menarik minat masyarakat. Pasar, katanya, bukan sekadar tempat jual-beli, tapi juga wadah silaturahmi antarwarga.

"Saya berharap ada event-event atau terobosan yang bisa menarik masyarakat datang, terutama di pasar-pasar baru seperti Pasar Jambu Dua dan Pasar Sukasari yang perlu penanganan khusus agar semakin representatif," tuturnya.

Dalam suasana seperti itu, kebijakan ini menjadi semacam “payung” bagi pedagang kecil. Istilahnya, ulah cicing wae — jangan diam saja saat ada peluang baik untuk memperkuat fondasi ekonomi rakyat. Dengan kolaborasi dan dukungan asuransi, pasar tradisional bisa kembali bersinar, bukan hanya bertahan hidup.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda PPJ Jenal Abidin menjelaskan, kerja sama dengan BRINS merupakan langkah strategis yang lahir dari kebutuhan nyata di lapangan. Para pedagang sering menghadapi risiko tinggi seperti kebakaran, banjir, hingga musibah tak terduga lainnya.

"Karena itu kami berupaya memberikan solusi agar pedagang merasa aman, salah satunya melalui asuransi," imbuhnya.

Jenal Abidin menambahkan, tahap awal program ini akan melibatkan perwakilan paguyuban dari lima pasar di Kota Bogor. Mereka akan menjadi motor penggerak sosialisasi agar seluruh pedagang bisa memahami manfaat program dengan lebih baik.

"Kami punya sekitar 8.000 pedagang. Untuk menjaga mereka, kami harus punya solusi, salah satunya dengan mengasuransikan bangunan kios yang ada di pasar," tutup Jenal.

Dengan pendekatan yang holistik—dari perlindungan aset hingga penguatan citra pasar tradisional—kebijakan ini bukan sekadar proyek administratif, tapi sebuah langkah nyata menata kesejahteraan. Bagi warga Bogor, inilah bukti nyata pemerintah hadir bukan hanya saat upacara, tapi juga saat rakyat menghadapi kaayaan susah.

Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran pasar digital, program ini menjadi tameng agar pasar rakyat tetap eksis dan resilien. Sebab, pasar bukan sekadar tempat jualan, tapi juga napas ekonomi kota. Dan Bogor, tampaknya, sedang menulis babak baru dalam menjaga denyut ekonomi rakyatnya—dengan gaya yang cerdas, teuneung, dan penuh rasa gotong royong.

0Komentar