Dalam semangat memperingati lahirnya Komunitas Peduli Sungai Ciliwung, Kementerian Lingkungan Hidup bersama Pemerintah Kota Bogor dan PT Pertamina (Persero) menggelar Aksi Bersih Sungai Ciliwung di kawasan legendaris Kebun Raya Bogor, Sabtu (1/11). Kegiatan ini jadi bukti nyata bahwa cinta lingkungan bukan sekadar slogan.
Aksi yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 12.30 WIB itu menghadirkan sejumlah tokoh penting, mulai dari Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH Rasio Ridho Sani, Deputi Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air KLH Tulus Laksono, hingga Walikota Bogor Dedie A. Rachim. Dari sektor korporasi, hadir pula VP HSSE Program PT Pertamina (Persero) Ade Gunawan bersama lebih dari 100 anggota Komunitas Peduli Ciliwung.
Sinergi Pemerintah dan Warga
Selama kegiatan berlangsung, seluruh peserta turun langsung ke aliran Sungai Ciliwung yang mengalir di tengah Kebun Raya Bogor. Dalam waktu sekitar dua setengah jam, mereka berhasil mengumpulkan sekitar 2,4 ton sampah. Hasil yang mencengangkan tapi sekaligus menyadarkan: masih banyak pekerjaan rumah soal kesadaran lingkungan.
Walikota Bogor Dedie A. Rachim menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar simbolis, tapi bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah, warga, dan dunia usaha. “Mengurus kota ini tidak bisa hanya dilakukan oleh wali kota dan wakil wali kota saja. Masyarakat juga harus ikut terlibat aktif menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Dedie menilai, kegiatan ini bisa menjadi momentum guyub antara pemerintah dan masyarakat. Dalam istilah Sunda, ini semacam “sabilulungan”—gotong royong dengan rasa hormat dan tanggung jawab bersama. Ia berharap semangat itu bisa menular ke komunitas lain di seluruh wilayah Bogor.
Deputi Rasio Ridho Sani juga memberikan pandangan yang mengena. Ia menyebut Sungai Ciliwung bukan sekadar bentangan air, melainkan bagian dari kehidupan warga Bogor dan Jakarta. “Sungai Ciliwung sudah menjadi bagian hidup warga Bogor dan Jakarta. Karena itu, upaya menjaga kebersihan sungai harus dimulai dari kesadaran warga agar tidak lagi membuang sampah ke aliran sungai,” tuturnya.
Komitmen Lingkungan dan Nilai ESG
Dari perspektif korporasi, Pertamina turut berperan besar melalui program HSSE (Health, Safety, Security, and Environment). Dukungan ini sejalan dengan komitmen ESG (Environmental, Social, and Governance) perusahaan serta penguatan nilai AKHLAK BUMN, khususnya aspek Kolaboratif dan Harmonis. Semua ini menjadi bukti bahwa keberlanjutan lingkungan sudah menjadi bagian dari DNA bisnis Pertamina.
VP HSSE Pertamina Ade Gunawan menegaskan bahwa tanggung jawab terhadap alam tidak bisa dipisahkan dari aktivitas bisnis. “Kami ingin menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga dunia usaha. Pertamina berkomitmen menjaga kelestarian air dan mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” jelasnya dalam kesempatan tersebut.
Langkah ini juga menjadi sinyal kuat bahwa dunia industri mulai bergerak menuju arah yang lebih hijau dan beretika. Dalam istilah Sunda, semangat ini bisa disebut “ngariksa alam”—menjaga alam agar tetap lestari tanpa merusak keseimbangan.
Dengan terbentuknya Komunitas Peduli Ciliwung, aksi ini diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan yang tidak hanya membersihkan sungai, tapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis di masyarakat. Lebih dari sekadar aksi bersih-bersih, kegiatan ini adalah investasi sosial yang manfaatnya akan terasa sampai generasi mendatang.
Aksi sederhana ini mengingatkan kita, bahwa menjaga sungai bukan hanya soal mengangkut sampah, tapi juga menjaga aliran kehidupan. Karena seperti Ciliwung yang tak pernah berhenti mengalir, semangat menjaga alam pun seharusnya tak pernah surut—sakitu wae tapi ngena, seperti pesan alam yang tenang tapi kuat.
.jpg)
0Komentar