Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tengah menyusun rencana ambisius untuk memperpanjang jalur KRL Commuter Line hingga ke wilayah Jasinga. Langkah ini dianggap sebagai strategi anyar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan barat Kabupaten Bogor yang selama ini dikenal potensial tapi belum tergarap maksimal.
Koneksi Baru untuk Bogor Barat
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Bogor, Bambam Setia Aji, menjelaskan bahwa perpanjangan jalur tersebut akan menghubungkan Stasiun Tenjo ke Stasiun Jasinga, serta Stasiun Parung Panjang ke Stasiun Jasinga.
“Jadi kita itu sedang merencanakan atau mengkaji jalur kereta api dari Tenjo ke Jasinga, dan dari Parung Panjang ke Jasinga,” ujar Bambam, Jumat 7 November 2025.
Menurutnya, usulan rute itu sudah diajukan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mendapatkan dukungan dan studi kelayakan resmi. “Intinya sedang diajukan ke kereta api, ke Kemenhub jalur kereta api dari Jasinga ke Tenjo atau dari Parung Panjang ke Jasinga,” tambahnya.
Langkah ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi juga bagian dari visi jangka panjang pemerintah daerah untuk membentuk ekosistem transportasi yang terintegrasi, nyaman, dan efisien. “Lamun kitu mah”, kata warga lokal, “Jasinga bisa jadi kota satelit anyar anu rame pisan!”
Dorongan Ekonomi dan Mobilitas Warga
Bambam menuturkan, perpanjangan rute ke Jasinga diharapkan dapat menggerakkan ekonomi baru di wilayah Bogor Barat. “Karena diharapkan dengan misalnya jalur kereta api atau jalur angkutan masyarakat pertumbuhan ekonomi bisa lebih cepat ya, developer bangun perumahan besar bisa sama soalnya seperti sekarang di Tenjo kan sudah ada grup Podomoro kan di sana kan,” jelasnya.
Rencana ini bisa jadi magnet baru bagi investasi dan pengembangan kawasan perumahan di daerah pinggiran. Banyak pengamat menilai, Bogor Barat berpotensi jadi kawasan hunian strategis bagi para pekerja commuter Jakarta yang ingin mencari alternatif tempat tinggal dengan harga lebih terjangkau namun tetap terkoneksi dengan transportasi publik.
Bagi warga Jasinga dan sekitarnya, kehadiran KRL ini juga berarti perubahan besar dalam mobilitas harian. “Jadi diharapkan ada jalur kereta api itu bisa lebih cepat beda dengan jalur kendaraan biasa, karena kan sekarang pekerja di Jakarta itu kan mengandalkan kereta api buat kepastian mereka bisa sampai di lokasi itu dengan tepat waktu,” tutur Bambam.
Dalam konteks keseharian, kehadiran KRL baru ini bukan cuma tentang efisiensi waktu, tapi juga soal keadilan akses transportasi bagi masyarakat pinggiran. Warga berharap tak perlu lagi menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dengan kendaraan pribadi atau bus yang sering terjebak macet.
Selain untuk angkutan penumpang, jalur baru ini juga akan dimanfaatkan untuk kereta angkutan tambang. Dengan begitu, aktivitas pertambangan di Bogor Barat tak lagi menambah beban lalu lintas jalan raya yang selama ini padat. “Jadi nanti bisa lebih tidak terlalu membebani jalan raya kita untuk angkutan tambang. Tapi ini kan projectingnya 5 tahun ke depan,” ungkap Bambam.
Pemerintah menargetkan, jika semua kajian berjalan lancar, proyek ini bisa mulai masuk tahap perencanaan fisik dalam waktu beberapa tahun ke depan. Walau masih jauh, masyarakat menaruh harapan besar bahwa proyek ini bukan hanya janji, tapi bakal terealisasi demi masa depan Bogor Barat yang lebih maju, sejahtera, dan nyunda.
Dengan nada optimistis, warga Bogor percaya langkah ini akan membawa angin segar bagi daerah mereka. Dari geliat ekonomi, kemudahan mobilitas, hingga peluang baru bagi generasi muda Jasinga, semuanya sedang menuju rel yang tepat. Sing kahayang jadi kanyataan, biar Bogor Barat melesat, bukan sekadar janji di atas kertas! 🚆💫

0Komentar