Semua Sumber Air di Bogor Sudah Tak Layak Minum!

Hari Air Sedunia, Jernih dan bersih, bukan jaminan air di rumah Anda layak konsumsi. Apalagi yang keruh, asam, dan berbau. Berdasarkan uji laboratorium, nyaris tak ada lagi sumber air berkualitas di Kota Hujan ini.

Bukan hanya soal layak konsumsi, dari semua sampel yang uji, mayoritas mengandung bakteri berbahaya.

Di Hari Air Sedunia, 22 Maret kemarin, Radar Bogor bersama Laboratorium Bogor Labs, meneliti beberapa sampel air yang diambil dari tiga sumber utama.

Yakni air PDAM Tirta Pakuan, air sumur aktif yang dipilih secara acak, serta air sungai Cisadane dan Ciliwung yang masih menjadi pusat MCK warga sekitar.

Hasil pemeriksaan sampel air dari tujuh lokasi berbeda itu terungkap, mayoritas kualitas air berada di golongan kelas III atau tidak layak konsumsi.

Di beberapa sampel bahkan mengandung bakteri coliform lebih dari batas wajar.

Pertama, kondisi air sungai Ciliwung dan Cisadane. Sudah dapat dipastikan, air yang mengalir di dua nadi Jawa Barat ini sudah sangat tidak layak konsumsi.

Hari Air Sedunia, Uji laboratorium mencatat adanya kandungan 2.400 coliform. Ini adalah kelompok bakteri Gram negatif berbentuk batang yang pada umumnya menghasilkan gas (toksik) jika ditumbuhkan dalam medium laktosa.

Salah satu anggota kelompok coliform adalah E coli. Bakteri ini biasanya ada pada kotoran manusia.

Fakta lainnya terungkap dari dari uji sampel air PDAM yang diambil dari perumahan elite Yasmin, Bukit Cimanggu City, pemukiman warga di Kelurahan Kedungbadak, serta Kelurahan Baranangsiang.

Pemilihan lokasi ini mewakili sejumlah kategori, yakni kategori perumahan yang menggunakan air PDAM dan pemukiman padat penduduk yang menggunakan air PDAM.

Lokasi pertama yang dituju adalah pemukiman warga padat penduduk yang menggunakan air PDAM.

Salah satunya, kediaman Suryadi (83) dan Neneng 67) warga RT 05 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

Hasilnya, meski tak sebesar kandungan di sungai Ciliwung dan Cisadane, namun tetap ada kandungan coliform di dalam air PDAM.

“Hasil penelitian dari lokasi ini perlu menjadi intropeksi di masyarakat. Sebab bakteri coliform yang terkontaminasi sudah diangka 75,” ujar Manajer Mutu Bogor Labs Wawan Iskandar kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).

Untuk diketahui, air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan kelas I yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi.

Nilai coliform 1-2 per 100 ml digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik dikonsumsi.

Air dengan jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air yang termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi.

Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per 100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi lagi

Wawan menuturkan, asal muasal bakteri tersebut perlu diusut lebih lanjut. Sebab ada banyak faktor, di antarannya terjadi kebocoran saluran air dan lain-lain.

Kendati demikian, hasil ini tidak bisa dipastikan dalam satu kali tes.

“Harus ada pengujian bertahap. Tapi ini juga mesti di-warning juga kepada masyarakat,” ungkapnya.

Kondisi seupa tampak pada kualitas air sumur yang digunakan Sartono (50) yang rumahnya tak jauh dari lokasi pertama. Di sana, penghuni rumah sudah memakai sumur lebih dari 20 tahun.

Tim pun mengambil sampel air yang memiliki kedalaman 15 meter dengan lebar diameter 80 cm.

“Ini coliformnya ada sekitar empat. Dan memiliki PH di bawah standar yakni 4,92. Rasanya agak asam,” jelas Wawan.

Dari Kedung Badak, tim begerser ke Kampung Ciburial RT 03/04, Kelurahan Baranangsiang, Bogor Timur. Mayoritas penduduk di sana masih mengandalkan mata air Ciburial dan air Sungai Ciliwung untuk kebutuhan sehari-hari.

“Untuk mata air Ciburial, PH-nya normal, begitu juga dengan bakterinya, masih baik bisa dikonsumsi,” jelas Wawan.

Berlanjut, aliran air sungai Ciliwung yang melintas di kawasan Pulo Armin, disarankan untuk tidak dikonsumsi.

Sebab, hasil penelitian menunjukan di dalamnya terkandung 2.400 coliform dan 1.100 Fecal Colifrom.

Kondisi ini tidak berbeda jauh juga terjadi pada air Sungai Cisadane.

Dalam pengambilan sampel di Gang Masjid RT 05/01 Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat, kondisi air sungai Cisadane jauh lebih tercemar. Meski memiliki coliform dan fecal colifrom yang sama yakni 2.400.

Tapi yang disayangkan adalah kualitas air PDAM di sejumlah perumahan yang notabene masuk kawasan elit ternyata berada di level yang tak aman. Misalnya dari hasil sampel air di Perumahan Yasmin Sektor 5 Palem Putri I No 28.

“Airnya bersih memiliki PH 7. Namun kandungannya terdapat coliform dan fecal colifrom di angka 4. Tidak standar air bersih,” timpal Wawan.

Hasil yang sama juga terjadi di Perumahan Bukit Cimanggu City Blok U1 Nomor 24. Di lokasi perumahan kedua ini, hasil PH dan coliform-nya nyaris sama, yakni mengandung bakteri coliform dan fecal colifrom di angka 4.

Lantas, apa arti dari hasil penelitian ini? Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Imam Soeseno menilai kualitas air PDAM tidak sesusai standar.

Seharusnya tak ada kandungan coliform atau pun fecal colifrom.

“Seharusnya coliform-nya nol,” bebernya.

Kendati demikian, bakteri coliform atau pun fecal colifrom bisa dihilangkan dengan cara direbus.
(radar bogor/don/ric/dra/d)

0 Komentar