Program Kelompok Tani di Kecamatan Bogor Timur Sudah Mulai Aktif


Bogor 29 Juli 2020 - Wawan Sanwani yang menjabat sebagai Camat Bogor Timur sudah memulai aktivasi aktivasi kelompok tani. Tujuan diadakannya program ini adalah untuk membangun ketahanan dan kemandirian pangan warga sekitar di tengah mewabahnya virus corona yang tak kunjung usai.

Menurutnya, melakukan aktivasi kelompok tani di situasi ini adalah pilihan yang tepat agar masyarakat sekitar agar kebutuhan pangan tetap bisa terpenuhi. Bahkan jika hasil panen cukup banyak maka bisa dijual dan hasilnya untuk pengadaan bibit atau membeli pupuk yang termasuk kebutuhan operasional. Meskipun tidak bisa banyak meningkatkan pendapatan warga, setidaknya bisa digunakan agar tidak sampai warga Bogor Timur benar-benar tidak memiliki bahan pangan. 

Ketahanan Pangan Sangat Penting untuk Keberlangsungan Hidup Warga

Setelah lama masyarakat sekitar tidak diperbolehkan menjalankan sebagian besar aktivitas, termasuk pembatasan dalam bekerja tentu akan mempengaruhi kondisi pangan dan perekonomian. Terutama di daerah Bogor yang sempat masuk ke dalam zona merah dimana artinya kawasan berbahaya dengan resiko tinggi.

Pemberlakuan batas tersebut memang untuk kebaikan masyarakat sekitar agar terhindar dari penularan COVID-19. Melihat kondisinya ternyata memiliki jangka waktu cukup panjang dan tidak bisa diketahui kapan berakhir maka pemerintah kecamatan Bogor Timur berinisiatif untuk mengaktivasi kelompok tani.

Dengan menanam sayur yang waktu panennya singkat dimungkinkan bisa cukup membantu sedikit perekonomian ketika dijual atau pangan warga sendiri. Sebagai pihak yang mengatur keberlangsungan hidup masyarakat tidak bisa tinggal diam, maka semua pengatur daerah termasuk camat harus memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi kondisi seperti ini. 

Keterbatasan Lahan Tidak Menghambat Program Produktif Ini

Memang di daerah Kecamatan Bogor Timur tidak mudah untuk bisa mendapatkan lahan yang dapat digunakan sebagai tempat menjalankan program kelompok tani. Tapi, terdapat banyak cara yang bisa dilakukan agar tetap produktif.

Di wilayah Kecamatan Bogor yang memang benar-benar lahannya terbatas dapat menggunakan sistem hidroponik. Dimana warga tidak perlu mengeluarkan banyak modal karena medianya bisa memanfaatkan botol-botol bekas saja. Mungkin hanya untuk perawatannya saja, sedangkan bibit didapatkan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).

Namun, untuk wilayah kelurahan Sukasari sudah membuka lahan milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Untuk izin dan persetujuan sudah didapatkan sehingga program kelompok tani dapat berjalan dengan lancar. 

Mewujudkan Dua Sektor Sekaligus Secara Perlahan

Sebenarnya, pemerintahan Kecamatan Bogor Timur ingin langsung menjalankan dua sektor sekaligus. Namun, akan sedikit sulit jika harus dimulai dengan waktu bersamaan karena keterbatasan lahan yang belum dipikirkan. Dalam memulai, tidak ada salahnya jika harus menjalankan salah satu sektor terlebih dahulu.

Selaku camat, Wawan memutuskan untuk memulai sektor pertanian karena dapat menghasilkan dengan cukup cepat. Hasil tersebut bisa berasal dari menanam buncis, kacang panjang, bayam dan kangkung. 

Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka untuk perkembangannya bisa menjalankan sektor perikanan dari budidaya lele. Pastinya dengan pakan yang diproduksi sendiri yaitu maggot. Dengan adanya sampah-sampah organik maka tidak akan sulit untuk memproduksi pakan lele sendiri. 

Seluruh inovasi pemerintahan daerah diharapkan bisa direalisasikan dengan baik guna mendorong semangat warga sekitar untuk mempertahankan kebutuhan pangan dan keberlangsungan hidupnya. Karena, pada situasi ini sungguh menghambat banyak aktivitas warga dan membutuhkan kerja sama antara warga dan perangkat kecamatan agar bisa tetap berjalan normal termasuk kondisi perekonomiannya hingga penyebaran virus corona usai. 


Editor: Shara Nurrahmi

0 Komentar