225 Angkot di Kota Bogor Bakal Diganti oleh 75 Bus


Sebanyak 225 angkutan kota (Angkot) yang beroperasi di wilayah Kota Bogor, dipastikan akan hilang dan berganti 75 bus berukuran tiga per empat.

Hal tersebut pasca tercapainya perjanjian kerjasama, antara Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dengan Pemerintah Kota Bogor, tentang Penyelenggaraan Pengoperasian Angkutan Umum Perkotaan dengan Skema Pembelian Layanan atau Buy The Service (BTS) di Kota Bogor.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo mengatakan, program BTS tersebut nantinya akan merubah 3 angkot menjadi 1 bus berukuran ¾, yang nantinya bakal beroperasi di enam koridor trayek angkot yang ada di Kota Bogor.

Menurut Eko, program ini sangat baik dalam konteks penataan transportasi di Kota Bogor. Bahkan program tersebut sesuai dengan Perda Kota Bogor, yakni mewujudkan program konversi 3:1 (tiga angkot menjadi satu bus).

“Program ini sesuai koridor yang ada harus menyesuaikan dengan aturan main di kami, yaitu busnya ada berapa, akan menghilangkan angkot. Kalau busnya ada 75 unit berarti angkot yang akan berkurang 225 unit,” katanya, Kamis 22 Juli 2021.

Sementara itu, Plt Direktur Angkutan BPTJ Saptandri Widiyanto mengatakan, BPTJ dan Kemenhub mengucapkan terimakasih atas peran serta dukungan dari Pemkot Bogor dalam pelaksanaan layanan angkutan umum dengan mekanisme BTS.

“Penandatanganan perjanjian kerjasama ini merupakan implementasi serta legal basic dari pelaksanaan BTS. Ini merupakan salah satu program dari Kemenhub dan sudah berjalan di kota-kota lain. Sedangkan untuk BPTJ ini merupakan program yang pertama,” ungkap Saptandri.

BTS di Kota Bogor, kata Saptandri, merupakan pilot project yang diharapkan dapat diikuti oleh kota-kota lain se-Jabodetabek.

“Kota Bogor menjadi pilot project dari kota-kota yang lain di Jabodetabek yang dikemas dengan mekanisme BTS. Pada waktu itu skema ini kita berharap bisa berjalan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Namun dalam perjalannya, yang merespon dan memberikan tanggapan positif artinya langsung action adalah Kota Bogor. Sedangkan Kabupaten belum memenuhi persyaratan formil,” jelasnya.

Ia menambahkan, BPTJ percaya bahwa Pemkot Bogor akan mendukung sepenuhnya terhadap perjalanan dan implementasi layanan ini sehingga mampu memberikan manfaat untuk warga.

Di tempat yang sama, Bima Arya mengatakan bahwa ada dua hal yang harus terus dikawal agar program BTS ini bisa berjalan dengan baik di Kota Bogor.

“Pertama, kita pastikan pengadaan sampai meluncurnya semua unit itu bisa berjalan baik di Kota Bogor. Termasuk kita sama-sama mengevaluasi konsep koridor yang kemarin saya berikan tambahan, masukan dan saran. Tetap akan dicoba enam koridor, sambil dievaluasi,” ujar Bima Arya.

Kedua, lanjut Bima, yang harus dipersiapkan juga adalah mengenai sosialisasi kepada warga. Bersama dengan Humas, Kominfo, Organda dengan semua elemen harus membuat konsep yang rapi dan sistematis sehingga nanti disambut dengan antusias.

“Ini bukan sekedar sosialisasi adanya bus itu, tetapi secara keseluruhan. Sehingga kultur naik angkot, berhenti dimana saja itu bisa mulai sama-sama kita kikis, kita bangun kultur baru. Ini sosialisasi yang harus masif,” terang Bima.

Berikut enam koridor trayek cakupan layanan BTS di Kota Bogor

  • Koridor 1: Terminal Bubulak - Yasmin - Warung Jambu - Baranangsiang / Cidangiang
  • Koridor 2: Terminal Bubulak - Stasiun Bogor - KRB - Baranangsiang / Cidangiang - Ciawi
  • Koridor 3: Terminal Bubulak - Stasiun Bogor - KRB - Suryakencana / Empang - Sukasari - Lawanggintung - Ciawi
  • Koridor 4: Ciawi - Baranangsiang / Cidangiang - KRB - Warung Jambu - Pomad / Ciparigi
  • Koridor 5: Ciparigi - Stasiun Bogor
  • Koridor 6: Parung Banteng - Warung Jambu (melalui R3)

Sumber: Republika

0 Komentar