TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Mahasiswa Rumpin Desak Pemkab Bogor Tuntaskan Masalah Sampah dan Banjir

Mahasiswa Rumpin Desak Pemkab Bogor Tuntaskan Masalah Sampah dan Banjir

Daftar Isi
×

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Rumpin (MASUR) kembali turun tangan, menagih janji Pemkab Bogor yang sempat terucap tentang penanganan sampah dan banjir di wilayah mereka. Aksi ini diwujudkan lewat audiensi bersama Pj Bupati Bogor di kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor, awal pekan ini.

Mereka datang bukan untuk sekadar “ngopi-ngopi”, tapi membawa semangat ngabret menuntut transparansi. Dalam pertemuan itu, para mahasiswa memaparkan tiga poin penting: data dan evaluasi anggaran penanganan sampah serta banjir selama lima tahun terakhir, pembentukan tim evaluasi independen yang melibatkan mahasiswa, dan kebijakan baru yang lebih berkelanjutan.

Koordinator MASUR, Maula Akram, menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar aksi simbolik, tapi bentuk kepedulian nyata terhadap krisis lingkungan di Rumpin yang kian parah. “Kami ingin melihat komitmen nyata Pemkab Bogor dalam menangani masalah sampah dan banjir yang sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Maula dengan nada tegas.

Tuntutan yang Tak Main-Main

Masalah sampah dan banjir di Rumpin memang bukan hal baru. Dari tahun ke tahun, keluhan masyarakat seperti deja vu—datang lagi, belum juga beres. Mahasiswa menilai perlu adanya tim independen yang menilai efektivitas program yang selama ini berjalan, agar tak hanya jadi proyek “teu puguh tungtungna” alias tanpa hasil nyata.

Permintaan mereka pun disambut cukup positif. Kepala Diskominfo Kabupaten Bogor, Bayu Rahmawanto, menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa yang menurutnya membawa semangat kolaboratif. “Kami akan segera menindaklanjuti tuntutan mahasiswa. Data dan evaluasi akan segera kami siapkan. Kami juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR),” jelas Bayu dengan nada optimistis.

Respons itu memberi sedikit angin segar. Namun, mahasiswa tetap mengingatkan agar janji tidak berhenti di meja rapat saja. Mereka meminta ada langkah konkret yang bisa dirasakan masyarakat, bukan hanya dokumen atau laporan yang berdebu di laci kantor.

Langkah Nyata atau Sekadar Wacana?

Dalam rencana tindak lanjutnya, Diskominfo berjanji akan memfasilitasi pertemuan lanjutan antara mahasiswa, DLH, dan PUPR untuk merumuskan langkah konkret. Pemkab Bogor juga berkomitmen mencari solusi terbaik untuk mengatasi dua persoalan klasik itu—sampah dan banjir—yang selalu menjadi PR tahunan di Rumpin.

Warga berharap, kali ini tidak hanya wacana. Mereka ingin melihat gotong royong nyata antara pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat. Karena kalau terus menunggu tanpa aksi, jangan heran kalau sungai makin kotor dan jalan makin becek tiap musim hujan datang.

Rumpin hari ini sedang menunggu gebrakan, bukan sekadar janji manis. Waktunya Pemkab Bogor dan mahasiswa bergerak bersama, sauyunan membangun wilayah yang lebih bersih dan bebas banjir. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi Rumpin bisa benar-benar “ngahiji” dengan alamnya? 🌿

0Komentar